top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

Warna Air Tambak: Indikator Kualitas dan Kesehatan Ekosistem

Warna air tambak merupakan salah satu indikator penting yang dapat digunakan untuk menilai kualitas dan kesehatan ekosistem tambak. Banyak faktor yang berpengaruhi dalam terbentuknya warna air pada tambak, seperti keberadaan plankton, bahan organik, dan partikel tersuspensi. Berikut adalah beberapa warna air tambak yang umum dan apa yang dapat diindikasikan oleh masing-masing warna tersebut:



1. Hijau

Warna hijau pada air tambak biasanya disebabkan oleh keberadaan fitoplankton, terutama alga hijau. Fitoplankton adalah termasuk produsen utama dalam rantai makanan tambak, karena selain menjadi sumber pakan alternatif, ia juga dapat menyediakan oksigen melalui proses fotosintesis yang dilakukan di siang hari.

 

Namun, kepadatan fitoplankton yang terlalu tinggi juga tidak baik bagi tambak, karena dapat menyebabkan eutrofikasi, yang bisa mengurangi kadar oksigen terlarut dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

 

Kita bisa melihat tingkat kepadatan fitoplankton dari warna air tambak. Saat tambak berwarna hijau muda maka kepadatan fitoplankton dalam keadaan normal, namun saat warna air semakin pekat maka kepadatan fitoplankton sudah terlalu tinggi.

 

2. Cokelat

Warna cokelat pada air tambak sering kali disebabkan oleh partikel tanah atau lumpur yang tersuspensi. Ini bisa terjadi karena erosi tanah di sekitar tambak atau aktivitas penggalian dasar tambak yang menyebabkan tanah mengendap di dasar. Warna cokelat juga dapat menunjukkan adanya bahan organik yang terurai, yang dapat meningkatkan kadar amonia dan nitrit dalam air.

 

Namun, perlu diketahui bahwa selama warna air masih memiliki tingkat kecerahan yang optimal atau tidak terlalu pekat, maka tambak masih aman untuk udang. Ketika air tambak menunjukkan warna cokelat muda, itu berarti air masih didominasi oleh plankton jenis diatome yang baik bagi ekosistem tambak.

 

3. Merah

Warna merah pada air tambak biasanya disebabkan oleh keberadaan alga merah atau bakteri tertentu dalam jumlah banyak. Alga merah dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi organisme tambak, sementara bakteri tertentu dapat mengindikasikan adanya polusi atau kondisi anaerobik di dasar tambak. Proses dekomposisi oleh bakteri pada kondisi anaerobik sangat berisiko dalam menghasilkan senyawa beracun seperti hidrogen sulfida.

 

4. Biru

Warna biru pada air tambak dapat menunjukkan kejernihan air yang baik, dengan sedikit partikel tersuspensi atau bahan organik. Namun, warna biru yang terlalu cerah merupakan suatu indikasi dari rendahnya kadar nutrien yang terkandung di dalam air, sehingga dapat membatasi pertumbuhan plankton dan organisme lain dalam ekosistem tambak. Kecerahan air tambak yang tinggi juga dapat meningkatkan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam tambak, yang mana hal tersebut dapat memicu ledakan alga atau blooming alga.

 

5. Hitam

Warna hitam pada air tambak biasanya menunjukkan kondisi anaerobik di dasar tambak akibat dari tingginya kadar sedimen. Kondisi ini akan menyebabkan penguraian bahan organik tanpa kehadiran oksigen oleh bakteri pereduksi sulfat, seperti Desulfovibrionales yang akan menghasilkan gas beracun seperti hidrogen sulfida (H₂S), yang berbahaya bagi organisme tambak.

 

Pentingnya Memantau Warna Air Tambak

Memantau warna air tambak secara rutin dapat membantu petambak dalam mengidentifikasi perubahan kualitas air dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan ekosistem tambak. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola kualitas air tambak meliputi:

  • Mengatur kepadatan plankton: Menggunakan aerator yang tepat sasaran guna menyuplai oksigen ke seluruh penjuru tambak untuk mencegah terjadinya kondisi anaerob yang bisa memicu ledakan plankton serta menggunakan filter air untuk mengontrol kepadatan fitoplankton demi mencegah eutrofikasi.


  • Mengelola bahan organik: Mengurangi input bahan organik dari pakan demi mencegah sisa pakan berlebih serta melakukan pembersihan air secara rutin dari limbah organik seperti feses udang dan cangkang sisa molting. Cara ini efektif untuk mengurangi pengendapan sedimen berlebihan di dasar tambak.


  • Memantau parameter kimia: Mengukur pH, kadar oksigen terlarut, amonia, nitrit, dan nitrat secara rutin untuk memastikan kondisi air yang optimal bagi organisme tambak serta mencegah terjadinya ledakan plankton pada tambak.


Dengan memahami dan memantau warna air tambak, petambak dapat menjaga kualitas dan kesehatan ekosistem tambak, sehingga mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan organisme yang dibudidayakan.



Baca Juga

 

101 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Commentaires


bottom of page