top of page
Redaktur: Audri Rianto

Tingkatkan Kualitas Tambak melalui Pengaturan Salinitas yang Tepat

Budidaya udang merupakan salah satu sektor akuakultur yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan produk perikanan yang bernilai tinggi. Keberhasilan dalam budidaya udang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kualitas air di tambak. Salinitas termasuk salah satu parameter penting yang mempengaruhi kualitas air, untuk itu pengaturan salinitas yang tepat perlu untuk dilakukan demi memastikan udang tumbuh optimal dan bebas dari stres.


Sumber: issuu.com

 

Artikel ini akan membahas bagaimana pengaturan salinitas yang tepat dapat meningkatkan kualitas tambak udang dan mendukung keberhasilan budidaya.


Pentingnya Salinitas dalam Budidaya Udang

Salinitas adalah konsentrasi garam dalam air yang memiliki pengaruh besar terhadap metabolisme dan osmoregulasi udang. Pada tambak dengan salinitas yang ideal, udang dapat mengatur kadar air tubuhnya dengan efisien.

 

Namun, saat fluktuasi salinitas terjadi secara signifikan atau salinitas berada pada tingkat yang tidak sesuai, dapat menyebabkan stres pada udang yang berlanjut pada penurunan kesehatan, pertumbuhan yang lambat dan bahkan kematian.

 

Faktor Penyebab Fluktuasi Salinitas

Fluktuasi salinitas dalam tambak udang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari lingkungan eksternal maupun internal. Mengelola fluktuasi salinitas sangat penting untuk menjaga kualitas air dan mendukung kesehatan serta pertumbuhan udang. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi fluktuasi salinitas pada tambak.

 

  • Hujan

Curah hujan yang tinggi dapat menurunkan salinitas dalam tambak, terutama jika tambak terletak dekat dengan sumber air tawar. Ketika hujan turun, volume air tawar yang masuk ke tambak akan mengencerkan konsentrasi garam, menyebabkan penurunan salinitas yang signifikan. Fluktuasi ini biasanya terjadi pada musim hujan dan dapat berdampak negatif pada udang.

 

  • Evaporasi (Penguapan)

Evaporasi adalah proses penguapan air secara alami yang diakibatkan oleh panas matahari. Ketika air tambak menguap, garam yang terkandung dalam air tidak ikut menguap, sehingga menyebabkan salinitas meningkat. Proses ini akan lebih sering terjadi pada musim kemarau atau di daerah dengan cuaca panas. Semakin tinggi tingkat evaporasi, maka semakin tinggi pula konsentrasi garam dalam air tambak.

 

  • Aktivitas Pakan dan Pemberian Pakan

Pemberian pakan secara berlebihan dapat memicu terjadinya penumpukan bahan organik di dalam air. Proses penguraian bahan organik akan mengonsumsi oksigen dan dapat mengubah komposisi kimia air, termasuk salinitas. Meskipun pakan tidak memberikan pengaruh secara langsung terhadap salinitas, namun peningkatan bahan organik yang terjadi akibat pakan berlebih dapat mempengaruhi keseimbangan dan kualitas air, termasuk pengaruh terhadap salinitas.

 

  • Organisme Tambak

Keberadaan dan aktivitas organisme lain dalam tambak, seperti plankton, mikroorganisme, dan tanaman air dapat mempengaruhi keseimbangan kimia air, termasuk salinitas. Beberapa mikroorganisme dapat mempengaruhi proses penguraian bahan organik yang ada dalam air yang dapat berpengaruh pada kandungan garam di dalamnya.

 

Mengatur Salinitas dalam Tambak

Untuk memastikan salinitas tambak tetap dalam kondisi ideal, petambak perlu mengelola dan memantau beberapa faktor secara teratur. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk mengatur salinitas tambak udang.

 

  • Penggunaan Air Laut atau Garam Laut

Saat pertama kali mengisi tambak, salinitas air harus disesuaikan dengan kebutuhan tambak. Salinitas yang ideal untuk membudidayakan udang di tambak ialah berkisar 15-30 ppt. Proses penyesuaian salinitas ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan air laut secara langsung ke dalam tambak, karena air laut sendiri sudah mengandung garam alami. Selanjutnya, petambak hanya perlu mengatur jumlah air yang akan dimasukkan kemudian sesuaikan dengan kadar salinitas yang ditargetkan.

 

Jika tidak ada akses terhadap air laut, maka petambak bisa menggunakan garam yang dituangkan langsung ke dalam tambak. Petambak bisa menggunakan garam dapur ataupun garam tambak yang terbuat dari air laut. Saat memasukkan garam, salinitas harus dipantau hingga benar-benar berada pada tingkat yang ideal.

 

  • Mengganti Air Secara Teratur

Penggantian air secara teratur penting untuk mengontrol salinitas air, karena salinitas umumnya akan mengalami penurunan seiring dengan berjalannya proses budidaya. Petambak perlu menukar sebagian air yang sudah digunakan dengan air segar yang memiliki salinitas sesuai dengan kebutuhan udang. Agar lebih maksimal, pergantian air dapat dilakukan seminggu sekali sebanyak 10-20 persen dari total jumlah air yang ada pada tambak.

 

  • Manajemen Tambak yang Tepat

Manajemen tambak meliputi padat tebar yang tepat serta jumlah pemberian pakan yang sesuai. Jangan sampai kepadatan tebar suatu tambak melebihi kapasitas dari kolam, karena tingkat kepadatan yang berlebihan dapat memicu penumpukan bahan organik yang kemudian mempengaruhi tingkat salinitas.

 

Sama halnya dengan overfeeding, yang mana sisa pakan yang terbuang ke dasar tambak juga akan meningkatkan bahan organik yang ada, sehingga dengan proses kimia yang terjadi maka dapat berdampak buruk terhadap kualitas air, termasuk kadar salinitas. Untuk itu, berilah pakan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan udang demi menghindari fluktuasi salinitas secara ekstrem.



Baca Juga

7 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page