top of page

Proses Pemilihan Udang yang Baik untuk Ekspor Sesuai Standar Internasional

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 4 jam yang lalu
  • 2 menit membaca

Dalam industri ekspor perikanan, pemilihan udang yang baik untuk tujuan ekspor adalah salah satu faktor kunci dalam menjamin kualitas dan kelancaran distribusi ke pasar internasional. Mengingat besarnya permintaan udang di pasar global, para eksportir harus mematuhi standar internasional yang ketat.


 

Proses pemilihan udang ini tidak hanya berkaitan dengan ukuran dan tampilan fisiknya, tetapi juga melibatkan aspek kesehatan, kebersihan, dan keberlanjutan yang mendukung industri perikanan global.

 

Kriteria Kualitas Udang untuk Ekspor

Sebelum diekspor, udang harus diperhatikan kualitasnya, yaitu dengan memenuhi berbagai kriteria yang ditetapkan oleh lembaga internasional seperti International Fishmeal and Fish Oil Organisation (IFFO) atau Codex Alimentarius.


  • Ukuran dan Jenis Udang: Udang diekspor haruslah berukuran seragam (sama rata). Untuk pasar ekspor, ukuran yang paling dicari adalah udang ukuran besar, seperti U-10 atau U-15. Ukuran yang seragam memudahkan pengemasan dan penetapan harga yang lebih jelas di pasar internasional.


  • Kebersihan dan Penanganan: Udang yang diekspor harus dalam keadaan bersih, tanpa adanya kotoran serta terbebas dari kontaminasi bahan kimia yang dianggap membahayakan konsumen. Setiap tahap penanganan mulai dari penangkapan, pemrosesan, hingga pengemasan harus dilakukan dengan sangat hati-hati serta sesuai dengan standar higienis yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan internasional.


  • Kondisi Fisik Udang: Udang yang akan diekspor harus memiliki kondisi fisik yang baik, tidak ada cacat pada tubuhnya ataupun cangkangnya. Cangkang harus utuh, tidak retak, dan berwarna cerah sesuai dengan jenisnya. Udang yang memiliki kerusakan fisik, seperti patah atau hancur akan menurunkan nilai jualnya.

 

Sertifikasi dan Kepatuhan terhadap Regulasi

Salah satu faktor penting dalam ekspor udang adalah kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku di negara tujuan ekspor. Setiap negara memiliki persyaratan yang berbeda terkait keamanan pangan, keberlanjutan, dan pengelolaan lingkungan. Beberapa sertifikasi yang diperlukan:


  • Sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point): Sertifikasi ini menunjukkan bahwa produsen udang mematuhi prinsip-prinsip pengelolaan keamanan pangan yang ketat. HACCP memastikan bahwa produk udang yang dihasilkan aman dikonsumsi dan bebas dari kontaminasi.


  • Sertifikasi ASC (Aquaculture Stewardship Council): Sertifikasi ini memastikan bahwa udang yang dihasilkan berasal dari praktik budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, sosial, serta kesejahteraan hewan.


  • Sertifikasi Global G.A.P.: Sertifikasi ini dibutuhkan untuk membuktikan bahwa udang yang diekspor diperoleh dari proses budidaya yang baik dan ramah lingkungan, serta memenuhi standar pasar global.

 

Proses Pemrosesan dan Pengemasan

Setelah udang dipilih sesuai dengan standar kualitas, langkah selanjutnya adalah pemrosesan dan pengemasan yang tepat. Proses pemrosesan meliputi pembersihan, pengupasan, pemotongan kepala, serta pembekuan yang harus dilakukan dalam waktu singkat untuk mempertahankan kesegaran produk.

 

Selain itu, pengemasan juga harus dilakukan dengan baik, karena pengemasan yang baik tidak hanya melindungi udang selama perjalanan, tetapi juga mencerminkan kualitas produk yang akan diterima oleh konsumen.

 


Baca Juga

bottom of page