top of page
Redaktur: Audri Rianto

Proses Molting pada Udang: Tahapan dan Faktor yang Mempengaruhinya

Diperbarui: 3 hari yang lalu

Molting pada udang adalah proses pergantian eksoskeleton (cangkang luar) yang keras untuk memungkinkan pertumbuhan tubuh udang yang lebih besar. Proses ini sangat penting dalam siklus hidup udang dan mempengaruhi berbagai aspek biologis, termasuk pertumbuhan, reproduksi, dan kelangsungan hidupnya. Artikel ini akan membahas mekanisme molting pada udang serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut.


Pre Molting

Fase pre molting merupakan tahap awal dalam proses molting yang terjadi sebelum udang mengganti eksoskeleton lamanya. Pada fase ini udang fokus mempersiapkan diri untuk molting, termasuk persiapan fisik dan biokimia yang diperlukan untuk melepaskan cangkang lama dan membentuk cangkang baru.

 

Pada fase ini udang mulai mengalami perubahan hormon yang memicu pelunakan cangkang lama dengan tujuan untuk mempermudah proses pergantiannya dengan cangkang yang baru. Pada fase ini, udang juga akan mengalami perubahan perilaku.

 

Perilaku yang paling umum terjadi ialah udang akan mengalami penurunan nafsu makan. Udang juga akan menghindari interaksi sosial dan lebih memilih untuk berada di tempat yang aman dari gangguan.

 

Molting

Molting merupakan fase utama, di mana udang akan melepaskan cangkang lamanya dengan cara menggembungkan diri kemudian mendorong cangkang keluar dari tubuhnya. Proses ini akan berjalan dalam waktu beberapa jam, dan pada keadaan ini udang berada pada kondisi yang rentan karena ia tidak memiliki pelindung pada tubuhnya.

 

Setelah cangkang lama terlepas, udang akan memiliki cangkang baru namun masih dalam bentuk yang lunak. Cangkang yang lunak ini membutuhkan waktu untuk mengeras, sehingga perlindungan pada tubuh udang masih belum maksimal.

 

Post Molting

Fase post molting merupakan tahapan di mana udang akan fokus pada pengerasan cangkang barunya, pemulihan fisik dan penyesuaian dengan cangkang yang baru. Fase post molting adalah waktu bagi udang untuk memulihkan energi dan mulai makan lagi. Pada tahap ini, udang akan mulai mencari makanan dan memulihkan kekuatan tubuhnya.

 

Setelah cangkang mengeras dan tubuh udang sudah terisi kembali energinya, maka udang mulai kembali ke aktivitas normalnya, seperti bergerak aktif, berinteraksi dengan udang lain, dan melakukan pencarian makanan.

 

Inter Molting

Fase inter molting pada udang adalah periode antara dua kali proses molting, yaitu periode di antara molting pertama dan kedua (atau lebih) dalam siklus hidup udang. Fase ini merupakan tahap di mana udang berada dalam keadaan stabil setelah molting dan sebelum mempersiapkan diri untuk molting berikutnya. Fase inter molting biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan dengan fase pre molting atau post molting, karena selama fase ini udang tidak mengganti eksoskeletonnya.

 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Molting pada Udang

Beberapa faktor dapat mempengaruhi proses molting pada udang. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi frekuensi molting, kelancaran proses molting, serta kesehatan udang secara keseluruhan. Beberapa faktor yang signifikan meliputi:


a. Faktor Genetik

Faktor genetik sangat berperan dalam menentukan kapan dan seberapa sering udang akan melakukan molting. Beberapa spesies udang mungkin memiliki frekuensi molting yang lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada faktor genetik yang diwariskan. Selain itu, faktor-faktor seperti ukuran tubuh dan umur juga dapat mempengaruhi laju molting pada udang.


b. Lingkungan dan Suhu

Suhu air merupakan faktor yang sangat penting dalam proses molting udang. Suhu air yang optimal membuat udang lebih aktif selama proses molting. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memperlambat proses molting dan mengganggu metabolisme tubuh udang. Secara umum, suhu yang ideal untuk mendukung pertumbuhan dan molting udang berada dalam rentang 24°C hingga 28°C.


c. Ketersediaan Makanan

Ketersediaan makanan juga mempengaruhi kemampuan udang untuk melakukan molting. Nutrisi yang cukup, terutama protein dan mineral seperti kalsium, diperlukan untuk membentuk cangkang baru yang kuat. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan molting yang buruk, cangkang yang tidak berkembang dengan baik, atau bahkan kegagalan dalam molting.


d. Kualitas Air dan Kadar Oksigen

Kualitas air yang buruk, seperti tingginya kadar amonia atau nitrit, dapat mengganggu proses molting pada udang. Udang membutuhkan oksigen yang cukup untuk mendukung metabolisme tubuh selama proses molting. Kadar oksigen yang rendah dapat menghambat proses pergantian cangkang dan menyebabkan stres pada udang.


e. Stres dan Penyakit

Stres adalah faktor penting yang dapat mempengaruhi proses molting. Stres yang disebabkan oleh perubahan lingkungan yang cepat, interaksi dengan predator, atau kerusakan fisik dapat memperlambat atau bahkan menghentikan proses molting. Selain itu, penyakit atau infeksi yang menyerang udang juga dapat mempengaruhi kemampuannya untuk molting dengan benar.


f. Salinitas Air

Salinitas air juga memiliki peran penting dalam proses molting udang, terutama untuk udang yang hidup di lingkungan laut atau payau. Salinitas yang tidak sesuai dapat memengaruhi keseimbangan osmotik tubuh udang, yang kemudian akan mempengaruhi laju molting.



Baca Juga

59 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page