top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

Peran Sedimen Dalam Menciptakan Hidrogen Sulfida pada Tambak

Dalam budidaya udang, tambak biasanya mengalami pengendapan bahan organik atau disebut sedimentasi. Sedimen yang terbentuk sebenarnya tidak berbahaya jika dilakukan pengelolaan yang tepat, namun akan menjadi berbahaya apabila kadarnya sudah terlalu tinggi.

 



Sedimen yang terletak di dasar tambak akan menjadi tempat hidup dari bakteri, dan bakteri tersebut akan melakukan dekomposisi bahan organik yang ada pada sedimen. Saat sedimen sudah terlalu banyak, bakteri akan melakukan dekomposisi bahan organik secara anaerob atau tanpa adanya oksigen. Kondisi ini akan menghasilkan senyawa beracun yang disebut dengan hidrogen sulfida.

 

Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida (H₂S) adalah gas beracun yang dapat terbentuk dalam tambak udang dengan tingkat sedimen yang tinggi yang memicu kondisi anaerobik (tanpa oksigen). Gas ini sangat berbahaya bagi udang karena dapat menghambat proses pernapasan dan menyebabkan kematian jika konsentrasinya sudah terlalu tinggi.

 

Dalam tambak udang, proses pembentukan hidrogen sulfida ini terbagi menjadi beberapa tahap, di antaranya adalah:


  • Pengendapan Materi Organik

Tahap pertama ialah terjadinya pengendapan materi organik atau sedimentasi. Tambak udang memang sangat rentan mengalami sedimentasi dan hal tersebut tidak bisa dihindari.


Sedimentasi dari bahan organik ini berasal dari sisa pakan yang berlebih, feses atau kotoran udang, sisa-sisa plankton yang mati, cangkang udang sisa molting dan bangkai udang yang mati selama proses budidaya. Semuanya menjadi satu dan mengendap di dasar tambak sehingga terbentuk sedimen.

 

  • Kondisi Anaerobik

Endapan metari organik yang berlebihan akan membuat dasar tambak berada dalam kondisi anaerobik, artinya oksigen tidak dapat menjangkau wilayah tersebut. Saat kondisi anaerobik terjadi, maka akan muncul bakteri pereduksi sulfat seperti Desulfovibrio yang akan menguraikan sulfat (SO₄²⁻) menjadi hidrogen sulfida (H₂S).


  • Akumulasi Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida yang terbentuk akan terakumulasi di dalam sedimen tambak dan berdiam diri di sana. Selama tidak ada gangguan, hidrogen sulfida tidak akan keluar dari sedimen dan mencemari air tambak. Tapi, saat sedimen ini terangkat atau terganggu, maka hidrogen sulfida akan keluar dari sedimen dan dapat masuk ke kolom air hingga menyebabkan keracunan pada udang.

 

Dalam proses pembentukan hidrogen sulfida pada tambak udang, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya adalah:


  • Kepadatan Sedimen

Kepadatan sedimen pada dasar tambak sangat berpengaruh dalam terbentuknya hidrogen sulfida. Semakin banyak materi organik yang mengendap dan membentuk sedimen, maka semakin tinggi pula risiko terbentuknya hidrogen sulfida.


  • Kondisi Minim Oksigen

Hidrogen sulfida terbentuk dalam keadaan anaerob, yang berarti berada pada tempat yang tidak terjamah oksigen. Kekurangan oksigen di dasar tambak meningkatkan aktivitas bakteri pereduksi sulfat yang kemudian menghasilkan hidrogen sulfida. Untuk itu, petambak harus memastikan bahwa aerator yang digunakan bekerja dengan maksimal, sehingga dapat menyuplai oksigen hingga ke dasar tambak demi mencegah pembentukan hidrogen sulfida.


Kesimpulan

Pembentukan hidrogen sulfida dalam tambak udang merupakan sebuah proses yang melibatkan penguraian materi organik oleh bakteri pereduksi sulfat dalam kondisi anaerobik. Pengelolaan yang baik terhadap sedimen dan serta menjaga kestabilan kualitas air sangat penting untuk mencegah akumulasi H₂S demi menjaga kesehatan udang.



Baca Juga

150 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page