Negara dengan iklim tropis seperti Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim ini sudah pasti akan hadir secara bergantian di setiap tahunnya. Keduanya memiliki dampak yang signifikan pada budidaya udang, terutama musim hujan.
Sumber: ezineblog.org
Saat musim hujan tiba, intensitas hujan akan cenderung lebih rapat dari hari-hari biasa. Kondisi ini akan memberikan efek pada budidaya udang, di antaranya adalah penurunan metabolisme udang akibat suhu air yang menurun.
Penurunan metabolisme ini berhubungan langsung dengan nafsu makan udang. Saat metabolisme udang menurun, nafsu makannya juga akan berkurang. Penurunan nafsu makan ini tentu akan mendatangkan risiko bagi tambak, di antaranya adalah
Overfeeding
Pada budidaya udang, overfeeding adalah istilah dari suatu kondisi di mana udang diberi makan lebih banyak daripada yang mereka butuhkan. Biasanya, petambak tidak menyadari bahwa nafsu makan udang yang ia budidaya sedang menurun, karena kejadian tersebut berlangsung secara perlahan, sehingga petambak terus memberikan pakan dengan jumlah yang sama.
FCR Meningkat
Ketika tambak mengalami overfeeding, maka FCR (Feed Convertion Ratio) juga akan meningkat. FCR atau Feed Conversion Ratio adalah rasio konversi pakan yang dijadikan acuan untuk mengevaluasi efisiensi manajemen pakan selama proses budidaya.
FCR yang meningkat menunjukkan bahwa sebagian besar pakan yang diberikan tidak berubah menjadi biomassa (tidak ada penambahan berat pada udang). Dalam hal ini, pakan yang diberikan kebanyakan terbuang dan mengendap ke dasar tambak.
Peningkatan FCR tentu akan menyebabkan kerugian yang cukup besar. Kerugian pertama berasal dari biaya pakan yang diberikan dan kerugian kedua ialah apabila dipanen, udang tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Untuk itu, peningkatan FCR ini harus dicegah sedini mungkin.
Evaluasi Pemberian Pakan
Jika Anda sudah menemukan indikasi bahwa tambak yang Anda kelola mengalami overfeeding, maka melakukan evaluasi terkait jumlah pemberian pakan harus dilakukan dengan sesegera mungkin. Pahami kembali kebiasaan makan udang, terutama pada musim hujan.
Pemberian pakan udang biasanya dilakukan 4-5 kali sehari, nah pada waktu pemberian pakan pertama jika dirasa terdapat sisa pakan setelah kurun waktu 2-3 jam, maka Anda bisa mengurangi jumlah pakan yang diberikan pada periode selanjutnya. Lakukan cara ini hingga periode pemberian pakan kelima. Jika sudah memahami kebiasan makan udang yang Anda budidaya, maka overfeeding dapat dicegah.
Sembari Anda memahami kebiasan makan udang, Anda juga bisa melakukan perbaikan kualitas air. Saat musim hujan, untuk menjaga kualitas air tetap ideal caranya ialah lakukan pembuangan air permukaan secara berkala.
Air hujan yang masuk ke dalam tambak diketahui dapat menurunkan parameter-parameter kualitas air, seperti suhu air, pH, oksigen terlarut dan salinitas. Semua parameter ini terutama suhu air sangat berperan terhadap penurunan metabolisme dan nafsu makan udang.
Untuk mencegah itu terjadi, maka cara yang paling efektif ialah dengan membuang air hujan yang ada di permukaan tambak secara berkala. Air hujan punya bobot yang lebih rendah dibandingkan air tambak, akibat dari perbedaan massa jenis ini, air hujan tidak dapat tercampur secara sempurna dengan air tambak. Air hujan akan cenderung berada di permukaan, oleh karenanya pembuangan air permukaan akan sangat efektif untuk menjaga kualitas air selama musim hujan.
Baca Juga
Comments