top of page

Penjelasan Bagaimana Supply dan Demand Membentuk Harga Udang di Pasar

  • Redaktur: Audri Rianto
  • 1 hari yang lalu
  • 2 menit membaca

Udang adalah salah satu komoditi perikanan yang memiliki daya tarik luas di tengah masyarakat. Meski memiliki banyak peminat, hal ini tidak menjamin kestabilan harganya. Di pasaran, harga udang kerap berubah-ubah, terkadang melonjak tinggi namun bisa juga turun drastis.


Sumber: vecteezy.com

 

Harga udang sendiri tidak ditentukan secara sembarangan, melainkan terbentuk melalui mekanisme dasar ekonomi, yaitu supply (penawaran) dan demand (permintaan). Kedua elemen ini saling tarik-menarik dan mempengaruhi harga secara langsung. Ketika salah satu berubah, harga ikut bergerak. Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas bagaimana interaksi ini terjadi secara nyata di pasar.

 

Ketika Supply Naik, Harga Bisa Turun

Ada kalanya produksi udang mengalami peningkatan, yaitu saat musim panen. Petambak akan menghasilkan lebih banyak udang dari biasanya dan kondisi itu bisa terjadi di banyak daerah secara bersamaan.

 

Namun, jika peningkatan produksi tidak diimbangi oleh permintaan pasar, maka akan terjadi surplus. Pasar dibanjiri stok udang, sementara pembeli tidak bertambah banyak. Akibatnya, harga akan turun karena penjual bersaing menawarkan harga lebih rendah agar stok cepat habis.

 

Contohnya, pada musim panen raya di beberapa daerah penghasil seperti Lampung atau Sulawesi Selatan, harga udang bisa anjlok karena semua petambak panen dalam waktu bersamaan. Meski kualitas bagus, jika pembeli tidak mampu menyerap seluruh pasokan, maka harga tetap turun.

 

Ketika Demand Naik, Harga Ikut Naik

Permintaan pasar (demand) memiliki peranan besar dalam menentukan naik turunnya harga udang. Saat permintaan meningkat namun pasokan tidak berubah, harga biasanya mengalami kenaikan. Pembeli bersedia membayar lebih mahal karena barang yang dicari jumlahnya terbatas. Permintaan udang bisa meningkat karena banyak faktor, seperti pada hari-hari besar, permintaan ekspor tinggi atau meningkatnya tren makanan laut di pasar.

 

Ketidakseimbangan Supply dan Demand Menimbulkan Fluktuasi

Harga udang termasuk fluktuatif karena sangat tergantung kondisi supply dan demand yang cepat berubah. Cuaca buruk, wabah penyakit, atau kebijakan impor-ekspor bisa membuat supply turun drastis. Di sisi lain, perubahan tren konsumsi atau krisis ekonomi bisa membuat demand menurun tiba-tiba. Kedua kondisi tersebut berperan langsung dalam membuat harga tidak stabil.

 

Peran Pasar Global dan Informasi

Harga udang juga tidak hanya ditentukan oleh kondisi pasar domestik, tapi juga dipengaruhi oleh kondisi pasar internasional. Jika negara pesaing seperti India atau Ekuador menurunkan harga karena panen besar, tentu pembeli luar negeri bisa beralih ke sana. Akibatnya, permintaan untuk udang Indonesia turun dan harganya juga ikut terdampak.

 

Pada keadaan inilah pentingnya untuk mengetahui Informasi pasar. Semakin cepat petambak dan pelaku industri mengetahui tren supply-demand, maka semakin cepat mereka bisa menyesuaikan strategi harga.

 

Kesimpulan

Supply dan demand adalah faktor utama yang membentuk harga udang di pasar. Keseimbangan keduanya menjaga harga tetap stabil. Ketika salah satu terganggu, harga bisa naik atau turun tajam. Oleh karena itu, pelaku usaha udang perlu memahami dinamika ini agar bisa mengambil keputusan tepat, baik dalam produksi maupun penjualan.



Baca Juga

Commenti


bottom of page