Dalam budidaya tambak, kualitas air merupakan faktor utama yang memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan organisme, termasuk udang. Salah satu parameter krusial yang perlu diawasi dalam budidaya udang adalah Total Dissolved Solids (TDS). Artikel ini akan membahas apa itu TDS serta pengaruhnya terhadap udang di tambak.
Sumber: globalseafood.org
Apa Itu TDS?
TDS (Total Dissolved Solids) mengacu pada tingkat konsentrasi keseluruhan zat padat yang terlarut dalam air. Zat-zat ini meliputi mineral, garam, logam berat, dan senyawa organik yang larut sepenuhnya di dalam air. Komponen TDS terdiri dari:
Mineral alami: Natrium (Na), magnesium (Mg), kalsium (Ca), klorida (Cl).
Senyawa organik: Limbah dari dekomposisi pakan dan organisme.
Polutan: Nutrien seperti nitrat, fosfat, dan amonia.
Nilai TDS biasanya dinyatakan dalam satuan parts per million (ppm) atau miligram per liter (mg/L). TDS dapat diukur menggunakan alat TDS meter yang memberikan estimasi langsung tentang jumlah zat terlarut di dalam air tambak.
Pengaruh TDS terhadap Udang
Nilai TDS yang tidak sesuai dapat menyebabkan berbagai masalah bagi udang dan tambak secara keseluruhan. Pegaruh yang ditimbulkan akan berbeda-beda sesuai dengan kadarnya di tambak. Saat kadar TDS tinggi, maka ia dapat membuat udang mengalami stres osmotik, menurunkan kadar oksigen terlarut hingga memicu terjadinya blooming algae akibat dari meningkatnya nutrien.
Ketika TDS pada tambak terlalu rendah, maka hal ini juga menimbulkan efek yang tidak baik, seperti menganggu keseimbangan osmoregulasi udang, karena TDS memiliki pengaruh terhadap kadar salinitas tambak. Selain itu, TDS yang rendah akan membuat lingkungan tambak menjadi tidak stabil, sehingga rentan terjadi infeksi bakteri.
Cara Mengelola TDS di Tambak
Untuk menjaga nilai TDS dalam kisaran optimal, ada 5 langkah mudah yang bisa diterapkan oleh petambak.
Pemantauan Rutin
Untuk melakukan pemantauan secara rutin terhadap nilai TDS, maka petambak dapat menggunakan sebuah alat yang disebut dengan TDS meter. Lakukan pemeriksaan secara berkala untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Kombinasikan pemantauan ini dengan melakukan pemantauan pada parameter lain seperti pH, salinitas, dan oksigen terlarut.
Pengelolaan Pakan
Manajemen pakan yang baik akan mengurangi terjadinya akumulasi limbah organik, sehingga kadar TDS tidak dapat meningkat dengan cepat. Untuk lebih bagusnya, gunakanlah pakan dengan mutu dan kualitas yang baik, sehingga udang dapat mencernanya menjadi biomassa dengan maksimal. Dengan begitu, produksi limbah organik dari feses udang dapat ditekan.
Penggantian Air
Lakukan pergantian air secara berkala untuk mengontrol akumulasi zat terlarut. Pastikan air pengganti memiliki nilai TDS yang sesuai dengan kebutuhan tambak.
Penggunaan Biofilter
Pasang biofilter untuk mengurangi zat organik dan nutrien berlebih yang dapat meningkatkan TDS.
Penyesuaian Salinitas
Tambahkan air tawar atau air laut secara terkendali untuk menyesuaikan nilai TDS sesuai kebutuhan udang. Hal ini dilakukan karena nilai TDS memiliki hubungan yang cukup erat dengan nilai salinitas tambak. Semakin tinggi TDS maka salinitas juga akan tinggi, begitupun sebaliknya.
Kesimpulan
TDS adalah parameter penting dalam pengelolaan tambak udang. Memastikan nilai TDS tetap dalam kisaran ideal membantu menjaga kesehatan udang, kualitas air tambak, dan produktivitas secara keseluruhan. Dengan pemantauan rutin dan pengelolaan yang tepat, TDS akan senantiasa dalam keadaan stabil, sehingga akan mendukung keberhasilan budidaya udang secara berkelanjutan.
Baca Juga
Komentar