top of page
Redaktur: Audri Rianto

Pengertian Hipoksia, Penyebab dan Dampaknya pada Tambak

Menjaga kadar oksigen terlarut dalam air merupakan syarat yang harus dipenuhi petambak agar usaha budidaya udangnya berhasil. Ketidakstabilan oksigen terlarut sangat berbahaya bagi tambak, karena dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut dengan hipoksia.



 

Hipoksia adalah kondisi di mana tambak kekurangan kadar oksigen terlarut secara ekstrem, yakni berada di bawah 2 ppm. Hipoksia dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk kurangnya aerasi, padat tebar yang tinggi, dan kualitas air yang buruk. 

 

Kurangnya Aerasi

Faktor utama yang menyebabkan kondisi hipoksia adalah kurangnya arasi. Saat aerasi pada tambak tidak memadai, maka dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air tambak secara drastis. Saat oksigen terlarut turun hingga di bawah 2 ppm, maka tambak sudah mengalami hipoksia.

 

Untuk itu, pastikan bahwa kincir air dapat bekerja secara optimal, yakni dengan cara melakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah terjadi kerusakan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Selanjutnya, pastikan juga bahwa jumlah kincir yang digunakan sudah mencukupi untuk melakukan oksigenasi pada tambak, karena jumlah kincir yang tidak sesuai juga dapat memicu kondisi hipoksia.

 

Padat Tebar Tinggi

Tambak dengan padat tebar tinggi sebenarnya tidak akan menjadi masalah, apabila aerasi tercukupi. Saat tambak memiliki padat tebar yang tinggi, maka secara otomatis tambak tersebut akan membutuhkan lebih banyak oksigen. Maka dari itu, padat tebar yang tinggi juga harus diimbangi dengan aerasi yang tepat, agar kebutuhan oksigen dapat terpenuhi dengan baik.

 

Kualitas Air yang Buruk

Kualitas air yang buruk, seperti tingginya kadar bahan organik dan limbah, dapat memicu terjadinya penurunan kadar oksigen terlarut dalam air tambak. Saat kualitas air tidak segera dibenahi, oksigen terlarut akan semakin menurun secara bertahap dan lama-kelamaan tambak akan mengalami hipoksia.

 

Dampak Hipoksia

Hipoksia tentu akan memberikan dampak negatif terhadap tambak dan udang yang ada di dalamnya. Berikut ini beberapa dampak negatif yang akan terjadi saat tambak mengalami hipoksia.

 

  • Penurunan Pertumbuhan Udang

Hipoksia akan membuat udang menjadi sulit untuk tumbuh dan berkembang, karena metabolismenya tidak akan bisa maksimal ketika ia kekurangan oksigen. Akhirnya, udang tidak akan mau besar bahkan hingga tiba waktunya panen.

 

  • Gangguan Nafsu Makan

Selain sulit berkembang, udang yang mengalami hipoksia juga cenderung mengalami gangguan nafsu makan. Sehingga tidak hanya berukuran kecil, udang juga akan terlihat kurus, karena terjadi penurunan berat badan.

 

  • Molting Tidak Teratur

Kebutuhan oksigen yang tidak terpenuhi dengan baik dapat menyebabkan molting yang tidak teratur pada udang. Hal ini tentu akan berdampak pada siklus hidupnya dan kebanyakan udang akan mati karena gagal melakukan molting.

 

  • Daya Imun Rendah

Udang yang mengalami hipoksia sudah pasti akan memiliki daya imun yang rendah, sehingga lebih rentan terhadap penyakit. Hal ini dipicu oleh penurunan metabolisme dan nafsu makannya, sehingga hal tersebut akan secara langsung berdampak pada daya tahan tubuhnya.

 

  • Produksi Hidrogen Sulfida (H2S)

Saat tambak kekurangan oksigen secara ekstrem, maka dapat memicu produksi hidrogen sulfida (H2S) di dasar kolam yang sangat berbahaya bagi udang karena dapat menghambat proses pernapasan.

 

Kesimpulan

Hipoksia pada tambak udang adalah kondisi yang berbahaya dan dapat menyebabkan berbagai masalah serius, termasuk penurunan pertumbuhan, gangguan nafsu makan, molting tidak teratur, daya imun rendah, dan produksi hidrogen sulfida.


Oleh karena itu, penting untuk memastikan aerasi yang memadai, mengatur padat tebar, memperbaiki kualitas air, dan melakukan pemantauan rutin untuk mencegah dan mengatasi hipoksia.



Baca Juga

93 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page