Terbentuknya sedimen tambak menjadi permasalahan umum yang tak dapat dicegah pada budidaya udang. Sedimen terbentuk dari beragam partikel organik dan anorganik yang mengendap melalui proses sedimentasi. Sedimen sendiri menjadi tempat hidup bagi para bakteri, sehingga keberadaannya harus dikontrol dengan baik.
Sumber: thefishsite.com
Bakteri pada sedimen tambak ini memiliki dua sifat, yaitu menguntungkan dan merugikan. Kemunculan kedua sifat bakteri ini tergantung dari petambak merawat dan menjaga tambaknya. Apabila tambak dilakukan manajemen pakan yang baik, penggunaan aerasi yang baik, maka bakteri akan menunjukkan manfaat baiknya. Namun, saat tambak tidak dirawat dengan baik sehingga menimbulkan penumpukan sedimen berlebih, maka bakteri akan menimbulkan kerugian pada tambak.
Pada artikel ini, akan kami jelaskan sedikit mengenai manfaat dan bahaya dari bakteri sedimen bagi tambak udang.
Manfaat Bakteri Sedimen Tambak
Bakteri sedimen pada tambak yang terawat dengan baik akan memberikan manfaat, berupa:
Penguraian Bahan Organik
Sedimen pada tambak sebagian besar terbentuk dari endapan bahan organik seperti sisa pakan, kotoran udang, sisa organisme seperti plankton dan lain-lain. Tumpukan bahan organik ini akan mengalami dekomposisi menjadi senyawa baru yang bermanfaat bagi udang. Dalam proses dekomposisi tersebut, diperlukan bantuan bakteri pengurai.
Bakteri pengurai yang ada pada sedimen ini akan berkerja menguraikan bahan organik yang ada demi menjaga kestabilan kualitas air tambak dan mencegah terjadinya akumulasi bahan organik yang berlebih.
Siklus Nitrogen
Pada sedimen tambak terdapat bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi yang berperan dalam siklus nitrogen. Tujuan dari siklus nitrogen pada tambak ialah mengubah amonia menjadi nitrit dan nitrat, kemudian mereduksinya kembali menjadi gas nitrogen yang bisa dimanfaatkan oleh fitoplankton. Proses ini sangat penting bagi tambak udang untuk mengurangi kadar amonia, nitrit dan nitrat, karena ketiganya cukup berbahaya bagi udang.
Keseimbangan Ekosistem Tambak
Bakteri sedimen berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem pada tambak melalui proses daur ulang bahan organik demi meningkatkan produktivitas tambak. Sebagai contohnya ialah saat bakteri berhasil mereduksi nitrat menjadi gas nitrogen bebas yang bisa langsung dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk membentuk klorofil.
Nah, klorofil yang terbentuk akan berguna dalam proses fotosintesis, sehingga fitoplankton dapat menyuplai oksigen terlarut bagi tambak. Proses ini akan berulang terus-menerus sehingga menciptakan keseimbangan ekosistem pada tambak udang.
Bahaya Bakteri Sedimen Tambak
Selain manfaat, bakteri sedimen juga bisa menimbulkan bahaya bagi tambak udang, terutama bagi tambak dengan kadar sedimen yang terlalu tinggi. Bahaya yang dimaksud berupa:
Pembentukan Senyawa Beracun
Sedimen tambak yang berlebihan dapat menciptakan kondisi anaerob pada dasar tambak, sehingga akan memicu kemunculan beberapa bakteri anaerob yang dapat mereduksi sulfat dan menghasilkan senyawa beracun seperti hidrogen sulfida (H₂S) yang berbahaya bagi udang. Hidrogen sulfida merupakan senyawa beracun yang dapat menyebabkan kematian udang jika konsentrasinya terlalu tinggi pada tambak.
Menurunkan Kualitas Air
Kondisi anaerob sedimen tambak yang menghasilkan hidrogen sulfida dapat secara langsung menurunkan kualitas air. Hidrogen sulfida sendiri merupakan senyawa bersifat asam dan apabila konsentrasinya sangat tinggi pada tambak, maka ia dapat menurunkan pH air tambak. Tidak hanya itu, saat kondisi tambak sudah seperti itu, maka konsentrasi oksigen terlarut juga akan ikut menurun diikuti oleh beberapa parameter kualitas air lainnya.
Menciptakan Penyakit Udang
Akumulasi sedimen yang berlebihan di tambak dapat menyebabkan munculnya bakteri patogen seperti Aeromonas sp., Pseudomonas sp., Proteus sp., Citrobacter sp., Shigella sp., dan Yersinia sp yang dapat menyebabkan penyakit pada udang. Infeksi bakteri ini dapat membuat udang mengalami hambatan dalam pertumbuhan, stres dan yang paling parah ialah mati massal, sehingga akan berdampak langsung terhadap produktivitas tambak.
Dengan memahami manfaat dan bahaya bakteri sedimen, petambak dapat mengelola aktivitas bakteri dengan lebih baik untuk menjaga kualitas air dan kesehatan udang.
Baca Juga
Comments