Budidaya udang merupakan salah satu sektor perikanan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian. Namun, keberhasilan budidaya ini sangat bergantung pada penerapan praktik yang baik dan berkelanjutan.
Sumber: ras-aquaculture.com
Ada beberapa hal yang dilarang dalam budidaya udang karena dapat berdampak buruk terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan keberlanjutan usaha. Berikut adalah penjelasan mengenai larangan-larangan tersebut:
1. Penggunaan Antibiotik
Antibiotik diketahui memiliki manfaat dalam menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Udang sendiri sangat rentan terhadap serangan patogen penyakit, terutama yang disebabkan oleh bakteri.
Namun, penggunaan antibiotik untuk saat ini sudah dilarang, alasannya karena antibiotik dapat menyebabkan resistensi antimikroba pada bakteri di lingkungan. Selain itu, antibiotik juga dapat meninggalkan residu dalam produk udang, dan disinyalir dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Berdasarkan hal tersebut, udang yang terkontaminasi antibiotik akan mengalami penolakan di pasar ekspor. Sebagai alternatif, petambak dapat menggunakan probiotik atau imunostimulan untuk meningkatkan daya tahan udang terhadap penyakit.
2. Penggunaan Bahan Kimia Berlebihan
Pada budidaya udang, penggunaan bahan kimia seperti pupuk, dolomit, klorin dan lain-lain merupakan sesuatu yang lazim, karena produk-produk tersebut memiliki kegunaan dalam pengendalian hama penyakit dan menjaga kualitas air.
Namun, petambak harus ingat bahwa penggunaan bahan kimia secara berlebihan akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Selama dosis penggunaan sesuai dengan anjuran, maka produk-produk tersebut tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan aman untuk digunakan.
3. Penggunaan Benih yang Tidak Bersertifikat
Benih udang merupakan langka awal yang harus diperhatikan untuk mencapai budidaya yang sukses. Penggunaan benih udang yang tidak bersertifikat meningkatkan risiko kegagalan budidaya, karena benih tidak dirawat dan diperhatikan dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memilih benih berkualitas dari sumber yang terpercaya.
4. Kepadatan Penebaran yang Berlebihan
Menebarkan benih udang melebihi kapasitas tambak akan menyebabkan persaingan sumber daya, meningkatkan stres, dan peningkatan risiko penyakit. Petambak harus sadar dengan kapasitas kolam tambak yang dimiliki, agar padat tebar dapat disesuaikan. Padat tebar yang ideal memungkinkan udang untuk hidup lebih leluasa dan dapat dipanen secara maksimal.
5. Pemberian Pakan yang Berlebihan
Manajemen pemberikan pakan harus dilakukan dengan baik, karena memberikan pakan secara berlebihan tidak hanya dapat meningkatkan biaya operasional, tetapi juga dapat menyebabkan penumpukan sisa pakan di dasar tambak. Hal ini dapat mencemari air dan memicu pertumbuhan bakteri atau alga berbahaya. Selain itu, biaya operasional yang membengkak akan membuat petambak tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal.
6. Pengelolaan Air yang Buruk
Pemantauan kualitas air harus dilakukan secara rutin dan masif. Beberapa parameter yang wajib untuk dikontrol ialah kadar oksigen, salinitas, pH, dan suhu. Banyak petambak kerap kali abai dalam melakukan pemantauan kualitas, seperti hanya memantau satu atau dua parameter saja. Seperti yang kita ketahui, kualitas air dapat memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan udang. Pengelolaan air yang buruk sering menjadi penyebab utama kegagalan budidaya.
7. Pembuangan Limbah Sembarangan
Budidaya udang termasuk jenis kegiatan yang banyak menghasilkan limbah, terutama pada tambak intensif. Limbah tambak, baik berupa air kotor, lumpur, maupun sisa pakan, tidak boleh dibuang langsung ke perairan umum. Pembuangan limbah secara sembarangan dapat mencemari lingkungan dan mengancam kehidupan biota perairan lainnya.
Kesimpulan
Budidaya udang memerlukan perhatian khusus terhadap aspek lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan. Dengan menghindari hal-hal di atas, petambak dapat memastikan hasil yang optimal, mendukung kelestarian lingkungan, dan menjaga keberlanjutan usaha. Praktik budidaya yang bertanggung jawab tidak hanya menguntungkan petambak, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Baca Juga
Opmerkingen