top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

Hujan Mempengaruhi Nafsu Makan Udang

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kering atau kemarau. Untuk curah hujan sendiri, Indonesia termasuk memiliki curah hujan yang cukup tinggi per tahunnya, apalagi beberapa tahun belakangan, Indonesia mengalami peningkatan siklus hujan, jadi bisa dibilang Indonesia telah mengalami musim hujan yang lebih sering.



Sumber: gdm.id

 

Hujan sendiri selalu menjadi tantangan bagi petambak udang. Hujan sangat mempengaruhi keseimbangan ekosistem pada tambak, terutama pada proses metabolisme udang. Metabolisme udang yang tak normal ini nantinya akan berpengaruh terhadap nafsu makannya. Berikut ini penjelasan singkat bagaimana hujan bisa mempengaruhi nafsu makan udang.

 

Metabolisme Terganggu (Nafsu Makan Menurun)

Pada tahap awal, hujan dengan intensitas tinggi akan menurunkan suhu tambak sebesar 5-6 derajat celcius. Penurunan yang drastis ini membuat udang kelimpungan, sehingga berpengaruh terhadap metabolismenya. Saat metabolisme udang menurun, maka nafsu makan udang juga mengalami penurunan.

 

Pola Makan Tidak Normal

Efek dari penurunan nafsu makan ini akhirnya membuat pola makan udang menjadi tidak beraturan. Perubahan perilaku udang ini awalnya tidak didasari petambak, sehingga petambak selalu memberikan jumlah pakan seperti biasanya.

 

Alhasil, pakan yang diberikan tidak semuanya dimakan oleh udang sehingga akan banyak pakan tersisa di tambak. Sisa pakan ini akan tenggelam dan mengendap di dasar tambak yang lama-kelamaan dapat menurunkan kualitas air pada tambak. Kualitas air yang menurun dapat membuat udang semakin stres.

 

Pertumbuhan Terhambat

Tidak sampai di situ saja, saat udang sedang stres, tubuh udang akan melakukan adaptasi secara otomatis dengan lingkungan sekitar. Bentuk adaptasi yang dilakukan ialah tubuh udang akan melakukan pelepasan hormon hiperglikemia sebagai bentuk respons primer sehingga membuat kadar glukosa pada hemolim udang meningkat.

 

Pelepasan hormon hiperglikemik baik untuk pertahanan udang pada kondisi lingkungan yang tak stabil, namun ada dampak negatifnya. Hormon ini merangsang proses yang disebut glikogenolisis, di mana glukosa yang tersimpan dalam bentuk glikogen di otot dan hati diubah kembali menjadi glukosa.

 

Glikogen yang selama ini tersimpan pada otot dan hati udang sebenarnya berfungsi dalam pertumbuhan udang, namun secara terpaksa harus dipecah menjadi glukosa. Jadi, glukosa dalam jumlah yang cukup tinggi ini diperlukan oleh udang sebagai sumber energi untuk proses penyeimbangan atau homeostasis tubuh udang saat mereka mengalami stres.

 

Jika suhu air menjadi dingin dalam jangka waktu yang lama, glikogen yang seharusnya dialokasikan sebagai energi untuk pertumbuhan udang akan terus dipecah untuk menjaga keseimbangan fungsi tubuh udang. Sebagai hasilnya, pertumbuhan udang menjadi stagnan dan produksi udang pun melambat.

 

Kesimpulan

Hujan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nafsu makan udang. Oleh karena itu, petambak harus memahami dampak dan mekanisme pengaruh hujan terhadap nafsu makan udang untuk dapat melakukan penyesuaian dan penanganan yang tepat. Dengan demikian, pertumbuhan udang dapat dioptimalkan meskipun dalam kondisi hujan.



Baca Juga


327 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page