top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

Hubungan Oksigen dan Kadar Amonia pada Tambak Udang

Kualitas air menjadi kunci keberhasilan usaha budidaya udang. Apabila kualitas air mengalami penurunan secara berkala, maka dampak yang akan terjadi selanjutnya ialah tambak akan mengalami kelimpahan amonia.



 

Amonia merupakan senyawa nitrogen yang sering ditemukan di perairan tambak yang kemunculannya berasal dari sisa pakan, feses udang, dan aktivitas biologis lainnya. Pada tingkat tertentu amonia tidak bersifat racun bagi udang, namun ketika kualitas air dibiarkan semakin menurun, maka ia akan menjadi ancaman bagi udang.

 

Oksigen pada tambak memiliki peran penting dalam usaha budidaya udang, seperti memenuhi kebutuhan pernapasan udang serta menjaga kualitas air tetap optimal, termasuk dalam menjaga kadar amonia tetap dalam keadaan stabil. Lantas, apa kaitannya kadar amonia dengan oksigen terlarut yang ada pada tambak? Berikut ini penjelasan singkatnya.

 

Apa Itu Amonia?

Pada dasarnya, amonia merupakan senyawa yang tersusun dari senyawa Nitrogen. Pada tambak, amonia memiliki dua bentuk, yaitu amonia bebas (NH3) dan ion amonia (NH4+). Pada kadar tertentu, keduanya menjadi sangat berbahaya bagi udang.

 

Kadar amonia pada tambak diukur berdasarkan nilai dari gabungan kedua konsentrasi tersebut atau yang biasa disebut dengan kadar amonia total (TAN). Nilai TAN yang bisa ditoleransi oleh udang ialah tidak lebih dari 0,1 ppm.

 

Hubungan Oksigen dan Amonia

Untuk membuat amonia menjadi lebih tidak berbahaya bagi udang, amonia harus dikonversi menjadi nitrat (NO3-) dan untuk mengkonversinya dibutuhkan pasokan oksigen yang cukup.

 

Proses konversi amonia ini harus melalui dua tahap. Pertama, amonia akan diubah menjadi nitrit (NO2-) terlebih dahulu melalui proses nitrifikasi. Untuk melakukan nitrifikasi, proses ini memerlukan bantuan dari bakteri Nitrosomonas. Namun, agar bakteri Nitrosomonas dapat berfungsi dengan baik, mereka memerlukan oksigen yang cukup.

 

Setelah amonia berhasil diubah menjadi nitrit, maka selanjutnya nitrit akan dikonversi sekali lagi menjadi nitrat (NO3-) dengan bantuan bakteri Nitrobacter. Bakteri ini juga bekerja secara aerobic atau membutuhkan oksigen. Untuk itu, kadar oksigen terlarut dalam tambak harus stabil, apabila kadar oksigen tambak kurang, maka proses konversi amonia tidak akan berjalan dengan maksimal.

 

Tidak selesai sampai di situ saja, tahap selanjutnya ialah reduksi nitrat, yaitu mengubah nitrat (NO3-) menjadi gas N2 atau nitrogen bebas. Proses kali ini tidak membutuhkan oksigen, karena bakteri akan bekerja secara anaerob di dasar tambak.

 

Gas N2 ini nantinya dapat secara langsung dimanfaatkan oleh fitoplankton sebagai sumber nutrisi, sehingga ia tetap bisa melalukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen bagi tambak.

 

Kesimpulan

Untuk mengendalikan kadar amonia pada tambak diperlukan oksigen terlarut yang cukup, karena bakteri yang bekerja dalam mengubah amonia menjadi nitrat membutuhkan oksigen untuk bekerja dengan baik.

 

Saat amonia telah menjadi nitrat, maka toksisitasnya akan berkurang dan tak akan sempat meracuni udang, sebab nitrat juga akan diubah sekali lagi menjadi gas N2 yang dapat langsung dimanfaatkan oleh fitoplankton yang ada di tambak.



Baca Juga

218 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page