Dalam budidaya udang, keberadaan fitoplankton memiliki manfaat penting, di antaranya ialah sebagai sumber oksigen terlarut secara alami dan sumber pakan untuk udang yang masih kecil. Namun, saat keberadaannya terlalu berlebihan pada tambak, fitoplankton justru akan menjadi bencana.
Alga termasuk bagian dari fitoplankton yang selalu muncul dan hidup pada tambak. Keberadaannya harus senantiasa dikontrol, karena jika ia tumbuh terlalu subur maka akan timbul sebuah kondisi yang disebut blooming alga.
Ledakan populasi alga, atau blooming alga, adalah fenomena di mana alga tumbuh dengan sangat cepat dan dalam jumlah yang sangat banyak di tambak udang. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk hipoksia atau kekurangan oksigen terlarut dalam air. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara blooming alga dan hipoksia.
Penurunan Transparansi Air
Blooming alga akan menyebabkan air tambak menjadi keruh dan berwarna hijau pekat, yang secara otomatis akan mengurangi transparansi air. Saat air tambak terlalu keruh, maka akan terjadi hambatan dalam proses penetrasi cahaya matahari ke dalam air.
Dampak yang ditimbulkan dari sulitnya cahaya matahari masuk ke dalam air tambak ialah proses fotosintesis tanaman air lainnya yang ada di dalam tambak akan terganggu, sehingga produksi oksigen alami juga akan mengalami penurunan.
Meningkatnya Konsumsi Oksigen Tambak
Menurunnya produksi oksigen alami dibarengi dengan meningkatnya konsumsi oksigen yang ada pada tambak. Alga yang jumlahnya sudah tidak terkendali akan meningkatkan konsumsi oksigen pada malam hari ketika mereka melakukan respirasi. Tidak hanya itu, saat alga banyak mengalami kematian dan terurai, proses dekomposisinya oleh bakteri juga membutuhkan oksigen dalam jumlah besar.
Produksi oksigen yang menurun ditambak dengan tingkat konsumsi oksigen yang meningkat tentu akan berdampak pada penurunan kadar oksigen terlarut pada tambak secara ekstrem, yang mana sangat berpotensi menimbulkan hipoksia.
Akumulasi Senyawa Beracun
Saat populasi alga sudah terlalu tinggi, maka potensi pembentukan sedimen dari kematian alga juga semakin tinggi. Sedimen yang tinggi pada dasar tambak akan menciptakan kondisi anaerob, yang menandakan terjadinya penurunan kadar oksigen di dasar tambak.
Kondisi tersebut akan menyebabkan akumulasi senyawa beracun seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida di dasar tambak. Senyawa-senyawa ini dapat mengurangi kadar oksigen terlarut dan memperburuk kondisi hipoksia.
Strategi Mengatasi Blooming Alga dan Hipoksia
Penggantian Air
Melakukan penggantian air secara teratur penting dilakukan untuk mengurangi konsentrasi nutrien dan senyawa beracun yang telah terbentuk dalam tambak akibat populasi alga yang berlebihan. Pembaruan air tambak akan menciptakan lingkungan dengan kondisi yang lebih sehat dan lebih stabil untuk pertumbuhan udang.
Pengelolaan Nutrien
Mengurangi input nutrien seperti nitrogen dan fosfor dengan cara mengontrol pemberian pakan supaya jangan sampai berlebihan. Pastikan pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan udang, jangan sampai menyisakan pakan yang malah terbuang percuma dan mengendap di dasar kolam.
Penggunaan Probiotik
Penggunaan probiotik pada budidaya udang telah terbukti dapat mengurangi populasi alga pada tambak dan meningkatkan kualitas air. Probiotik memiliki daya saing yang tinggi dalam kompetisi mendapatkan nutrien, sehingga probiotik tidak akan memberi kesempatan alga untuk menyerap nutrien dengan baik. Dengan begitu, populasi alga akan menurun secara bertahap karena tidak mendapatkan nutrien yang cukup.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, petambak udang dapat mengurangi risiko blooming alga dan hipoksia, serta menjaga kesehatan dan produktivitas tambak udang.
Baca Juga
Comments