Kualitas air tambak adalah komponen penting yang harus dijaga selama proses budidaya udang berlangsung. Oksigen adalah salah satu parameter pemegang kualitas air, sehingga benar-benar harus dijaga kestabilannya. Pada tambak udang, kadar oksigen terlarut yang ideal bagi udang untuk bernapas dan beraktivitas adalah sekitar 4-5 mg/L..
Sumber: facebook.com/ATechAqu
Saat tambak mengalami penurunan oksigen secara drastis, akan ada beberapa dampak negatif yang akan terjadi.
Beberapa dampak yang akan ditimbulkan dari penurunan kadar oksigen yang berkepanjangan adalah proses nitrifikasi menjadi tidak maksimal sehingga kadar amonia akan meningkat, respirasi udang akan terganggu yang membuat metabolisme udang menurun, serta berkurangnya populasi plankton pada tambak.
Ketika semua itu terjadi, produktivitas tambak akan menurun secara drastis dan dapat menimbulkan kerugian bagi petambak.
Proses Nitrifikasi Tidak Maksimal
Selain terjadi gangguan terhadap respirasi udang, konsumsi oksigen oleh bakteri nitrifikasi juga akan terganggu. Nitrifikasi ialah proses konversi amonia menjadi nitrit yang bertujuan untuk menjaga kadar amonia pada tambak tetap stabil.
Proses nitrifikasi ini dilakukan oleh bakteri secara aerobic yang artinya ia membutuhkan oksigen untuk bekerja dengan baik. Saat oksigen tambak menurun, maka bakteri ini tidak dapat bekerja sehingga akan menyebabkan peningkatan kadar amonia. Jika kadar amonia terlalu tinggi, itu dapat menjadi racun yang berbahaya bagi udang dan dapat menyebabkan kematian.
Respirasi Udang Terganggu
Kita tahu bahwa peran utama oksigen pada tambak ialah untuk proses respirasi atau pernapasan udang. Dengan kata lain, oksigen memiliki peran utama pada kehidupan udang, karena jika udang sudah sulit bernapas maka kemungkinan besarnya udang akan mati.
Saat udang mengalami gangguan respirasi, respon pertama udang ialah ia akan mengalami stres. Saat stres berkepanjangan terjadi, metabolisme udang juga akan menurun. Dampaknya adalah udang menjadi enggan makan, sehingga pertumbuhannya pasti akan melambat. Jika udang tidak bisa bertahan dengan kondisi tersebut, maka ia akan mati secara perlahan.
Berkurangnya Populasi Plankton Tambak
Tambak udang juga menjadi tempat hidup bagi para plankton, seperti zooplankton dan fitoplankton. Kedua jenis plankton ini membutuhkan oksigen untuk beraktivitas. Fitoplankton yang merupakan tanaman mikroskopis sebenarnya bisa menghasilkan oksigen sendiri melalui proses fotosintesis yang terjadi pada siang hari, namun saat malam hari ia juga membutuhkan oksigen untuk respirasi.
Produksi oksigen dari fotosintesis fitoplankton yang relatif sedikit, ditambah dengan penumpukan amonia, tentu saja oksigen yang telah dihasilkan tidak akan bisa memenuhi kebutuhan tambak secara keseluruhan, termasuk kebutuhannya sendiri. Akibatnya, populasi plankton pada tambak akan berkurang drastis dikarenakan mengalami kematian secara massal.
Kesimpulan
Saat tambak mengalami penurunan oksigen, efek yang ditumbulkan cukup kompleks dan berkesinambungan. Pertama, kualitas air akan semakin menurun karena penumpukan amonia yang disebabkan oleh tidak maksimalnya proses nitrifikasi.
Kualitas air yang memburuk membuat udang kesulitan mendapatkan oksigen untuk bernapas sehingga udang menjadi stres dan pertumbuhannya melambat. Tidak hanya itu, plankton juga akan mengalami kematian massal akibat dari kekurangan oksigen untuk proses respirasi.
Baca Juga
Comments