Ikan bandeng merupakan jenis ikan yang hidup pada air bersalinitas. Layaknya udang, ikan bandeng juga dibudidayakan pada kolam tambak dengan tingkat salinitas yang stabil. Ikan bandeng dinilai menjadi alternatif dari udang yang menguntungkan, maka tak heran jika banyak orang memilih untuk membudidayakan bandeng.
Sumber: harianmerapi.com
Sama halnya dengan budidaya udang, pada budidaya bandeng juga tidak terlepas dari serangan penyakit. Kemunculan penyakit pada budidaya bandeng ini kerap kali diakibatkan dari lingkungan budidaya yang tidak terkendali. Kondisi yang tidak stabil ini merangsang banyak parasit untuk datang dan menyerang.
Pada budidaya bandeng, terdapat dua parasit yang dikenal paling sering dalam menimbulkan penyakit. Kedua parasit tersebut adalah Trichodina SP dan Lernea SP.
1. Trichodina SP
Parasit ini dinilai cukup umum kehadirannya di setiap perairan. Parasit ini biasanya akan menyerang ikan yang sebelumnya sudah mengalami gangguan, baik dari parasit lain maupun gangguan dari lingkungannya seperti luka, stres dan lain sebagainya. Jadi bisa dikatakan jika penyakit yang diakibatkan oleh parasit ini merupakan infeksi sekunder.
Trichodina SP biasanya menyerang udang pada kolam dengan kepadatan tinggi yang biasanya akan menyebabkan pertabrakan antar ikan lebih sering terjadi. Ciri ikan bandeng yang terinfeksi oleh parasit ini adalah
Terdapat bintik putih keabuan pada bagian kepala dan punggung.
Nafsu makan bandeng akan menurun bahkan hilang sehingga membuatnya kurus dan lemah.
Produksi lendir akan meningkat sehingga membuat bandeng terlihat lebih mengkilat dari biasanya.
2. Lernea SP
Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini disebut dengan lerneasis yang biasanya akan menyerang ikan pada masa pembenihan atau pendederan. Pada kalangan pembudidaya, parasit ini disebut dengan cacing jangkar, karena bentuknya yang mirip jangkar.
Umumnya penyakit ini akan menimbulkan luka pada tubuh ikan dan akan ditemui secara jelas cacing jangkar melekat pada bagian tubuh yang luka. Parasit ini tentu sangat berbahaya karena ia menghisap cairan tubuh ikan. Tidak hanya itu, saat parasit ini mati, ia tetap akan menimbulkan masalah baru dengan meninggalkan bekas luka berupa lubang. Bekas luka inilah yang akan membuat ikan menjadi rentan terhadap serangan parasit lainnya.
Baca Juga:
Comments