Kekurangan oksigen pada tambak merupakan kondisi yang wajib dihindari, karena saat tambak kekurangan oksigen maka udang yang dibudidayakan tidak akan mampu tumbuh dan berkembang dengan maksimal.
Sumber: made-in-china.com
Hipoksia adalah kondisi di mana tambak mengalami kekurangan oksigen terlarut secara ekstrem, hingga kadarnya berada di bawah 2 ppm, yang dapat menyebabkan stres dan berujung pada kematian udang.
Hipoksia ini harus dihindari, dengan cara menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat sasaran. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah hipoksia pada tambak udang:
Aerasi yang Memadai
Tambak udang membutuhkan aerasi yang memadai, karena aerasi adalah faktor utama dalam menjaga kadar oksigen terlarut dalam air tambak tetap optimal. Untuk melakukan aerasi yang optimal, dibutuhkan sebuah aerator yang mumpuni dan jenis aerator yang paling cocok diaplikasikan pada tambak udang adalah kincir air. Untuk itu, pastikan kincir air bekerja secara optimal, caranya ialah dengan melakukan perawatan dan pemeriksaan rutin untuk mencegah kerusakan yang bisa terjadi secara tiba-tiba.
Selain melakukan monitoring kincir, pastikan juga bahwa jumlah kincir yang digunakan harus sesuai dan mencukupi untuk melakukan oksigenasi pada tambak. Penggunaan kincir bisa disesuaikan dengan jumlah biomassa yang ada pada tambak. Kincir berdaya 1 HP (Horse Power) diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan oksigen pada tambak dengan biomassa hingga 500 kg, sedangkan untuk kincir berdaya 2 HP dapat melakukan hal yang sama pada tambak dengan jumlah biomassa dua kali lipat.
Manajemen Padat Tebar
Untuk menghindari hipoksia, pastikan bahwa suplai oksigen sudah memenuhi kebutuhan dari populasi udang yang ada pada tambak. Padat tebar yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak oksigen, begitu juga sebaliknya.
Oleh karena itu, lakukan manajemen padat tebar yang sesuai dengan aerasi yang ada pada tambak, jangan sampai padat tebar lebih tinggi daripada kemampuan aerator untuk menyuplai oksigen. Apabila itu terjadi, maka akan banyak udang yang tidak tercukupi kebutuhan oksigennya.
Kualitas Air yang Baik
Pastikan bahwa kualitas air senantiasa dalam keadaan baik, artinya air tambak tidak mengandung kadar bahan organik dan limbah yang terlalu tinggi, karena hal itu dapat menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air tambak. Rutin membersihkan dasar kolam dengan melakukan siphon serta manajemen pakan yang baik dapat membantu menjaga kualitas air.
Modifikasi Kolam
Petambak wajib mengetahui istilah titik mati pada kolam tambak. Kolam tambak yang berbentuk persegi atau persegi panjang dengan sudut-sudut yang tajam biasanya sangat rentan terhadap kekurangan oksigen dan sering menjadi titik mati.
Jika terlanjur membuat kolam dengan bentuk seperti itu, maka petambak wajib memodifikasinya, yaitu dengan merubah sudut kolam menjadi lebih membulat. Hal ini dilakukan agar sudut kolam tetap mendapat suplai oksigen yang cukup, serta menghindari terjadinya penumpukan bahan organik, karena kolam dengan sudut lancip lebih rentan terjadi penumpukan bahan organik pada bagian sudutnya.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, petambak dapat mencegah terjadinya hipoksia dan memastikan kondisi tambak yang sehat untuk pertumbuhan udang yang maksimal.
Baca Juga
Comments