Selama ini, kebanyakan orang tahu bahwa sistem bioflok hanya dipakai pada usaha budidaya ikan lele. Ternyata, sistem bioflok juga bisa diterapkan pada usaha budidaya udang. Penerapan sistem bioflok sendiri dianggap cukup hemat anggaran, karena tidak memerlukan tempat yang luas serta pakan yang diberikan juga bisa dikurangi sebanyak 10-20 persen.
Sumber: agrozine.id
Kalangan petambak tahu bahwa pakan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang kesuksesan budidaya udang. Pakan sendiri dirasa cukup menguras kantong, karena bisa menyerap 60-70 persen dari total biaya operasional.
Adanya sistem bioflok dianggap membawa angin segar dengan segala keefisienannya. Tapi, perlu diingat bahwa budidaya udang dengan sistem bioflok akan berhasil jika pengelolaan dilakukan dengan tepat dan konsisten. Sebelum membahas lebih jauh, Anda harus memahami pengertian dari bioflok itu sendiri.
Definisi
Sistem bioflok adalah teknologi yang menggunakan bakteri baik untuk membentuk gumpalan flok, yaitu gabungan bahan organik dan anorganik seperti sisa pakan, feses, oksigen, hidrogen, nitrogen, dan karbon di dalam tambak. Flok ini nantinya akan menjadi sumber makanan yang kaya protein bagi udang, sehingga penggunaan pakan menjadi lebih hemat dan efisien.
Budidaya udang dengan sistem bioflok juga diklaim dapat meningkatkan laju pertumbuuhan udang serta memacu tingkat ketahanan hidup udang yang lebih tinggi, sehingga udang yang dipanen akan lebih banyak dibandingkan dengan budidaya biasa.
Keuntungan Sistem Bioflok
Efisiensi Pakan
Pada tambak tradisional, petambak sering sekali memberi pakan secara berlebihan atau overfeeding. Padahal udang hanya mampu menyerap sebagian kecil protein dari pakan, sementara sisanya akan menjadi limbah.
Nah, pada sistem bioflok limbah sisa pakan tidak akan bertahan lama, karena bakteri dalam sistem bioflok mampu mengubah limbah ini menjadi flok yang dapat dimakan oleh udang, sehingga mengurangi kebutuhan pakan tambahan.
Kualitas Air yang Lebih Baik
Sistem bioflok disinyalir dapat membuat kondisi air tambak selalu dalam keadaan baik, sebab sistem bioflok sendiri menggunakan bantuan bakteri nitrifikasi yang dapat mengubah amonia dan nitrit menjadi senyawa yang ramah bagi udang.
Sistem bioflok juga menggunakan jumlah air yang sedikit dibandingkan dengan budidaya tradisional, karena bioflok menggunakan kolam tertutup dengan recirculating system sehingga kualitas air dapat mudah terjaga.
Pertumbuhan dan Kesehatan Udang
Udang yang dibudidayakan dengan sistem bioflok menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih cepat dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi, karena pakan yang tercukupi dengan kandungan nutrisi yang tinggi.
Tantangan
Pengelolaan Aerasi
Sistem bioflok memerlukan aerasi yang kuat untuk memastikan oksigen yang cukup bagi bakteri dan udang. Untuk itu gunakanlah kincir air berkualitas, seperti kincir air Olimpia yang memiliki rangka berbahan stainless steel dan disertai pelampung HDPE tahan panas dan karat.
Pemantauan Rutin
Meskipun sistem bioflok dinilai memiliki kualitas air yang lebih baik, namun petambak harus tetap rutin melakukan pemantauan. Hal ini dilakukan untuk mencegah masalah seperti blooming alga atau kemunculan penyakit yang tiba-tiba.
Pengetahuan dan Pelatihan
Petambak perlu memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi bioflok dan cara mengelolanya dengan benar. Jika keduanya sudah dikuasai, maka budidaya udang yang dilakukan akan berhasil dan menguntungkan.
Kesimpulan
Budidaya udang dengan sistem bioflok adalah metode yang efektif dan berkelanjutan yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas udang. Dengan manajemen yang tepat, sistem ini dapat membantu petambak mengurangi biaya operasional dan meningkatkan hasil panen.
Baca Juga
Comments