top of page
Redaktur: Audri Rianto

7 Hal yang Menyebabkan Air Tambak Menjadi Keruh

Air tambak yang tidak jernih atau keruh sering menjadi kendala dalam kegiatan budidaya udang. Kekeruhan air tidak hanya memengaruhi estetika tambak, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan dan produktivitas udang.


Sumber: deheus.id


Memahami penyebab utama kekeruhan air tambak sangat penting untuk mengambil langkah-langkah pengelolaan yang tepat. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan air tambak menjadi keruh:

 

1. Sisa Pakan dan Limbah Organik

  • Pakan Berlebih: Pemberian pakan yang berlebihan menghasilkan sisa pakan yang tidak dimakan oleh udang atau ikan. Sisa pakan ini akan terurai menjadi partikel kecil yang menyebar ke dalam air, meningkatkan tingkat kekeruhan.

  • Kotoran Organisme Budidaya: Udang dan ikan menghasilkan kotoran yang bercampur dengan bahan organik lainnya, seperti sisa tumbuhan mati, yang kemudian menambah beban partikel tersuspensi di air tambak.

 

2. Aktivitas Mikroorganisme

  • Perkembangan Fitoplankton: Pertumbuhan fitoplankton yang berlebihan atau blooming dapat menyebabkan air tambak menjadi hijau keruh. Meskipun fitoplankton penting sebagai sumber oksigen dan pakan alami, jumlah yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan ekosistem tambak.

  • Penguraian Bahan Organik: Aktivitas bakteri dalam menguraikan sisa pakan dan kotoran menghasilkan partikel halus yang tersuspensi dalam air, meningkatkan kekeruhan.

 

3. Erosi Dasar Tambak

  • Aerasi Berlebihan: Penggunaan aerator yang terlalu kuat dapat mengaduk dasar tambak, sehingga lumpur dan partikel halus dari dasar tambak terangkat ke kolom air.

  • Dasar Tambak yang Tidak Stabil: Jika dasar tambak tidak dipadatkan atau dibersihkan dengan baik, partikel lumpur lebih mudah terlepas ke dalam air.

 

4. Masuknya Sedimen dari Sumber Air

  • Air Masuk yang Tidak Difilter: Air yang digunakan untuk mengisi tambak sering membawa sedimen atau lumpur dari sumbernya, terutama jika diambil dari sungai atau saluran terbuka.

  • Limpasan Permukaan: Selama hujan lebat, limpasan air dari lahan sekitar tambak dapat membawa tanah, bahan organik, dan sedimen ke dalam tambak, meningkatkan kekeruhan.

 

5. Aktivitas Organisme Budidaya

  • Penggalian Dasar Tambak: Udang, terutama vanamei sering menggali dasar tambak untuk mencari makan atau bersembunyi. Akibat dari proses penggalian dasar tambak ini membuat partikel lumpur terangkat dan mencemari air.

  • Pergerakan Organisme: Aktivitas berenang udang dalam jumlah besar dapat mengaduk partikel halus di dasar tambak ke dalam kolom air.

 

6. Pencemaran dari Lingkungan Sekitar

  • Penggunaan Bahan Kimia: Penggunaan pupuk atau bahan kimia lain yang tidak terkontrol dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme tertentu dan menyebabkan blooming plankton sehingga air menjadi lebih keruh.

  • Limbah Industri atau Pertanian: Limbah yang mengalir ke tambak melalui saluran air dapat membawa bahan organik dan partikel tersuspensi yang meningkatkan kekeruhan.

 

7. Faktor Cuaca dan Lingkungan

  • Hujan Lebat: Hujan deras dapat membawa lumpur dan sedimen dari lingkungan sekitar ke dalam tambak sehingga meningkatkan jumlah partikel tersuspensi.

  • Angin Kencang: Angin yang kuat dapat mengaduk permukaan tambak yang kemudian menyebabkan sedimen dari dasar tambak terangkat.

 

Kesimpulan

Air tambak yang keruh dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari sisa pakan dan limbah organik hingga pengaruh lingkungan sekitar. Kekeruhan air yang tidak terkendali dapat berdampak negatif pada kesehatan dan produktivitas organisme budidaya. Oleh karena itu, pengelolaan yang tepat dan pemantauan rutin sangat penting untuk menjaga kualitas air tambak dan mendukung keberhasilan budidaya yang berkelanjutan.



Baca Juga

170 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page