top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

6 Virus Penyebab Penyakit Udang yang Harus Diwaspadai

Dalam budidaya udang, penyakit yang menyerang udang umumnya disebabkan oleh bakteri dan virus. Keduanya memberikan tantangan bagi pembudidaya, karena jika tidak dilakukan tindakan yang tepat, maka usaha budidaya yang telah dilakukan tidak akan membuahkan hasil.


Sumber: efishery.com


Terlebih lagi penyakit yang diakibatkan oleh virus yang penyebarannya dikenal cukup masif dan cepat. Virus dapat menyebabkan berbagai penyakit yang tidak hanya mengurangi kualitas dan jumlah produksi, tetapi juga dapat menyebabkan kematian massal.


Untuk memudahkan para pembudidaya udang dalam menentukan diagnosa pada udang yang dibudidaya, berikut kami uraikan beberapa penyakit akibat infeksi virus yang sering menyerang udang.

 

(1) White Spot Syndrome Virus (WSSV)

Virus ini menyebabkan penyakit bintik putih pada udang. Penyakit ini awalnya diidentifikasi di Taiwan pada tahun 1992 yang kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara, dan ditemukan pertama kali di Indonesia pada tahun 1994.


Gejala yang ditimbulkan oleh virus ini adalah munculnya bintik-bintik putih berdiameter 0,5-2 mm yang tersebar di cangkang udang, terutama pada bagian kepala. Virus ini juga akan membuat udang mengalami perubahan warna menjadi pucat kemerahan pada sekujur tubuhnya, hepatopankreas juga akan mengalami pembesaran.


Akibatnya, nafsu makan udang akan menurun dan lambat laun udang akan terlihat lemas karena kekurangan nutrisi. Ciri lain dari penyakit ini yang paling mudah untuk ditandai adalah udang akan terlihat lebih sering berenang di permukaan air.

 

(2) Taura Syndrome Virus (TSA)

Virus ini menginfeksi hipatopankreas udang serta sistem pencernaannya yang mengakibatkan nekrosis parah dan berdampak pada matinya fungsi organ. TSV dapat menyebabkan mortalitas tinggi pada udang, terutama pada fase postlarva dan juvenil, dengan tingkat kematian yang bisa mencapai 80 hingga 95 persen.

 

Gejala umum yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah udang kehilangan nafsu makannya yang diikuti dengan udang terlihat lemas. Saat akan mati, udang cenderung berkumpul di tepi kolam. Jika diamati dengan seksama, perut udang akan terlihat kosong serta terdapat bercak gelap pada kutikula udang.

 

(3) Infectious Myonecrosis Virus (IMNV)

Para pembudidaya mengenal penyakit ini dengan sebutan Myo. Tak pandang bulu, penyakit ini dapat menginfeksi udang di semua tahap perkembangannya, yakni mulai larva hingga dewasa. Jika dibandingkan dengan penyakit lain, penyakit ini tidak begitu mematikan, namun penyakit ini bisa menginfeksi bersamaan dengan penyakit white spot disease yang mengakibatkan meningkatnya persentase kematian.

 

Sama seperti penyakit lain, Myo juga menyebakan udang tidak nafsu makan sehingga udang akan terlihat lemas dan jumlah kematian akan meningkat drastis. Tanda khsus yang ditimbulkan adalah warna daging udang akan terlihat putih keruh terutama pada bagian abdomen dan ekor.

 

(4) Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV)

Virus ini akan menyerang jaringan hipodermal dan hematopoietik pada udang, seperti insang, epitel kutikula, organ limfoid, jaringan ikan dan lain sebagainya. Umumnya, virus ini akan menyerang udang muda sehingga pertumbuhannya akan terganggu.

 

Gejala yang ditimbulkan biasanya menurunnya nafsu makan yang membuat udang kekurangan nutrisi dan pertumbuhan melambat. Mengalami kelainan bentuk tubuh, seperti adanya pengerdilan pada beberapa bagian tubuh. Udang yang terinfeksi juga akan terlihat pucat serta tubuhnya akan dipenuhi jamur.

 

(5) Covert Mortality Virus (CMV)

Infeksi penyakit ini sering kali tidak disadari oleh petambak, karena penyakit ini tidak selalu menimbulkan gejala yang jelas. Biasanya udang tiba-tiba saja akan mati mendadak di dasar tambak. Lebih parahnya, virus ini dapat menginfeksi udang di semua tahap pertumbuhannya, jadi petambak diharapkan untuk jeli dalam mendeteksinya sejak dini.

 

Tanda khas dari udang terkena penyakit ini adalah warna hepatopankreas akan memudar, pertumbuhan melambat, saluran pencernaan kosong, kulit udang melunak serta otot udang berwarna putih terutama pada bagian perut.

 

(6) Yellow Head Virus (YHV)

Virus ini akan menyebabkan penyakit kepala kuning pada udang. Penyakit ini juga tergolong sulit untuk disembuhkan, pada beberapa kasus penyakit ini juga menyebabkan kematian secara massal. Tidak hanya udang vaname, penyakit ini juga dapat menyerang spesies udang budidaya lainnya.

 

Gejala yang ditimbulkan juga tidak langsung dapat dilihat. Awalnya udang akan terlihat sehat, namun setelah berusia 50-60 hari baru gejala akan muncul. Gejalanya tentu saja kepala udang akan berubah menjadi kekuningan, ekor tampak memerah, warna tubuh pucat serta menurunnya nafsu makan.

 

Dengan memahami ragam penyakit yang disebabkan oleh virus dan menerapkan strategi pencegahan serta pengendalian yang efektif, petambak dapat mengurangi risiko terjadinya wabah penyakit dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan hasil panen yang sehat dan berkualitas tinggi.



Baca Juga

2.752 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comentarios


bottom of page