Budidaya udang adalah salah satu sektor perikanan yang sangat penting dan menguntungkan. Untuk memaksimalkan keuntungan, beberapa aspek budidaya udang harus dilakukan dengan baik. Salah satu aspek kunci dalam budidaya udang adalah penentuan waktu dan jenis panen yang tepat. Ada beberapa jenis panen yang dapat dilakukan dalam budidaya udang, antara lain:
Sumber: tambakmilenial.com
1. Panen Total
Panen total adalah metode panen di mana semua udang di kolam dipanen sekaligus. Metode ini biasanya dilakukan ketika udang telah mencapai ukuran dan berat yang diinginkan. Waktu yang tepat untuk melakukan panen total biasanya adalah ketika udang telah berumur antara 90-120 hari setelah penebaran, tergantung pada jenis udang dan kondisi lingkungan.
2. Panen Parsial
Panen parsial adalah metode panen di mana hanya sebagian udang yang dipanen, sementara sisanya dibiarkan untuk tumbuh lebih besar. Panen parsial seringnya dilakukan saat udang sudah memasuki usia 60-70 hari. Metode ini memungkinkan petani untuk mendapatkan pendapatan lebih awal sambil menunggu udang lainnya mencapai ukuran yang lebih besar.
3. Panen Bertahap
Panen bertahap adalah kombinasi dari panen total dan panen parsial. Dalam metode ini, sebagian udang dipanen pada interval tertentu, memungkinkan udang yang tersisa untuk tumbuh lebih besar. Ini memberikan aliran pendapatan yang stabil bagi petani dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan pasar udang yang berfluktuasi.
Dalam menentukan waktu panen, beberapa faktor harus dipertimbangkan, seperti kondisi udang, kondisi air, dan permintaan pasar. Selain itu, penting juga untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa udang tumbuh dengan baik dan sehat.
4. Panen Emergency
Panen emergency pada budidaya udang adalah panen yang dilakukan karena kondisi darurat. Kondisi darurat yang dimaksud adalah saat udang terinfeksi virus mematikan sehingga menyebabkan kematian massal hingga 1000 ekor dalam satu hari atau terjadi kendala lainnya seperti tanggul longsor, listrik padam, hingga kincir air yang mati total sehingga aerasi terganggu. Dalam situasi seperti ini, petani udang harus melakukan panen secepat mungkin untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Panen emergency ini biasanya tidak dijadwalkan dan dilakukan sebagai respons terhadap kondisi yang tidak terduga.
Dilansir dari jala.tech, proses pemanenan udang melibatkan beberapa tahapan penting:
Membuang Air: Saat melakukan panen total, hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan pembuangan air pada tambak. Pembuangan air harus dilakukan sedikit demi sedikit untuk mengantisipasi terjadinya stres udang, karena kita tahu bahwa udang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, termasuk perubahan volume air pada habitatnya.
Melakukan Penjaringan: Setelah air dibuang, langkah selanjutnya ialah penjaringan. Pada tahap ini, kita memerlukan bantuan buruh panen untuk menjaring udang dari kolam tambak.
Mencuci dan Menyortir Udang: Setelah udang selesai dijaring dari tambak, selanjutnya udang dicuci bersih, karena biasanya partikel tambak seperti lumpur, pasir, dan lumut akan menempel pada tubuh udang. Setelah udang dipastikan bersih, maka udang akan disortir sesuai dengan kualitasnya.
Melakukan Sampling dan Penimbangan: Tahap ini dilakukan untuk menentukan size udang dengan cara menimbang berat rata-rata udang kemudian dibagikan menggunakan rumus sederhana, size = 1000 gram/berat rata-rata udang.
Mengemas Udang: Setelah dipisahkan sesuai dengan size-nya, selanjutnya udang akan dikemas. Udang dimasukkan ke dalam fiber-fiber berisi es dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahannya serta mencegah terjadinya pembusukan hingga sampai di gudang atau pabrik processing.
Dari rangkaian di atas dapat kita simpulkan bahwa pada dasarnya proses pemanenan udang memiliki tujuan untuk memastikan bahwa udang yang dipanen memiliki kualitas terbaik serta siap untuk diedarkan atau dijual ke pasar.
Baca Juga
Comentarios