top of page
  • Redaktur: Audri Rianto

3 Ciri Fisik yang Menandakan Tambak Sedang Dalam Masalah

Untuk menggapai kesuksesan dalam usaha budidaya udang, petambak harus menciptakan lingkungan tambak yang ideal agar udang yang dibudidayakan senantiasa dalam keadaan sehat hingga masa panen tiba.



 

Lingkungan tambak yang ideal sebenarnya bisa dilihat secara langsung, artinya tidak melulu harus dilakukan pengukuran parameter-parameter air menggunakan alat bantu. Setidaknya ada 3 ciri fisik yang menunjukkan bahwa tambak sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja yang apabila tidak segera ditangani akan memberikan efek negatif bagi pertumbuhan udang.

 

1. Warna Air Tambak Pekat

Ciri fisik pertama yang bisa menjadi pertanda bahwa tambak dalam keadaan baik atau tidak ialah dari warna airnya. Tambak yang sehat atau dalam keadaan optimal akan memiliki air yang cerah dan bersih, umumnya berwarna hijau muda dan cokelat muda. Hal itu menandakan bahwa tambak mengandung plankton baik yang bekerja dalam memberikan suplai oksigen dan nutrisi ke dalam tambak.

 

Saat air tambak terlihat berwarna pekat, seperti hijau tua atau cokelat tua ini menandakan bahwa telah ledakan alga atau yang biasa disebut dengan blooming alga. Kondisi ini akan membuat tambak menjadi tempat yang tidak ideal untuk udang hidup, karena blooming alga biasanya didominasi oleh alga berbahaya yang bisa meracuni udang.

 

Selain itu, kepekatan air juga bisa terjadi karena terlalu banyak partikel ataupun kotoran yang larut dan ikut mengambang dalam air. Ini juga bisa menjadi masalah, karena air yang kotor dapat menghambat pernapasan udang.

 

2. Air Tambak Berlendir

Selain membuat warna air menjadi pekat, blooming alga juga bisa membuat air berlendir. Ada jenis alga tertentu, seperti Mycrocystis sp. yang dapat membuat air tambak terasa berlendir dan agak lengket apabila populasinya sudah terlalu banyak di dalam tambak.

 

Tumpukan bahan organik di dasar tambak yang sudah terlalu banyak juga dapat memicu lendir pada air. Hal itu terjadi akibat dari kondisi anaerobik yang memicu  pertumbuhan beberapa jenis bakteri penghasil lendir.

 

3. Air Tambak Bau

Air tambak bau merupakan salah satu tanda adanya peristiwa pembusukan yang biasanya disebabkan oleh banyaknya bahan organik berupa alga atau fitoplankton yang mati, kotoran udang, lumpur tambak dan lainnya mengendap di dasar tambak. Endapan ini akhirnya memicu kondisi anaerobik, sehingga proses dekomposisi penguraiannya akan menghasilkan gas-gas beracun serta asam organik yang memiliki bau menyengat.

 

Pengelolaan Air yang Tepat

Untuk mencegah ketiga ciri tersebut ada pada tambak Anda, maka yang perlu Anda lakukan ialah dengan melakukan pengelolaan air yang tepat, beberapa caranya ialah:


  • Meningkatkan Aerasi

Meningkatkan aerasi bertujuan untuk menyuplai oksigen hingga ke dasar kolam, sehingga menghindari terjadinya kondisi anaerobik di dasar tambak. Perputaran air oleh aerator juga memiliki andil dalam mencegah terjadinya penumpukan bahan organik di dasar tambak, sehingga sedimen tidak terbentuk secara berlebihan.

 

  • Mengganti Air Secara Berkala

Mengganti air secara rutin sangat dianjurkan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada tambak, sehingga tambak tetap dalam keadaan prima. Air yang terjaga kebersihannya tentu tidak akan mengeluarkan bau dan lendir, serta tidak akan keruh.

 

  • Menggunakan Probiotik

Menggunakan probiotik juga bisa dijadikan solusi dalam mencegah ketiga ciri di atas. Penambahan probiotik pada tambak berarti memasukkan bakteri baik pada tambak yang bertujuan untuk memicu menguraikan yang lebih sempurna terhadap tumpukan kotoran dan bahan organik yang ada di dasar tambak. Penguraian yang berjalan dengan baik akan mencegah terbentuknya gas dan asam organik beracun.



Baca Juga

 

 

 

54 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Commentaires


bottom of page