Keberadaan udang windu di Indonesia saat ini semacam terasingkan seiring perkembangan waktu. Udang windu dinilai kalah saing dengan udang vaname. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, udang windu merupakan penguasa pasar dan memiliki harga yang cukup tinggi.
Sumber: ukmkreatif.com
Walaupun memiliki harga yang tinggi dibandingkan udang vaname, namun petambak lebih memilih untuk membudidaya udang vaname.
Hal ini tentu bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, udang windu dianggap lebih rumit untuk dibudidayakan dibandingkan dengan udang vaname. Udang windu dikenal sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit.
Hal ini yang menjadikan petambak takut untuk membudiayakannya, karena memiliki risiko kegagalan yang besar. Dari segi produktivitas, udang windu juga dinilai cukup lambat bila dibandingkan dengan udang vaname.
Semakin berkurangnya minat untuk membudiayakan udang windu, dampak yang ditimbulkan adalah semakin sulitnya untuk mencari bibit dari udang windu tersebut. Otomatis, petambak yang masih memiliki minat untuk membudidayakan udang windu harus melakukan pembibitan sendiri. Jika tidak, mereka harus terpaksa beralih untuk membudiayakan vaname.
Baca Juga: