Indonesia merupakan negara dengan laut yang luas. Dengan demikian, tentu banyak penduduknya yang hidup dan melakukan aktifitasnya di daerah pesisir pantai. Salah satu usaha yang biasa dilakukan di daerah tepi pantai adalah budidaya udang.
Usaha ini banyak diminati orang karena mampu memberikan keuntungan yang cukup besar. Namun, usaha ini juga dapat mengalami gagal panen sehingga keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
Sumber: growpal.co.id
Banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan suatu usaha tambak udang. Salah satu parameter yang paling berpengaruh terhadap produktifitas tambak udang adalah suhu yang stabil.
Tambak udang umumnya berada di luar ruangan. Dengan kata lain, perubahan suhu akan sangat mudah terjadi. Suhu dapat berfluktuasi akibat dari ketidakstabilan keadaan cuaca.
Baik pada musim kemarau maupun musim penghujan, keduanya dapat menaikkan dan menurunkan suhu secara drastis. Fluktuasi ini sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan udang. Pasalnya, perubahan suhu yang tidak normal mengakibatkan udang mengalami gangguan pencernaan yang membuat udang tidak mau makan.
Pada tulisan kali ini, kami akan memberikan ulasan untuk Anda mengenai cara mengatasi fluktuasi suhu yang terjadi pada tambak.
Suhu Menurun
Cara paling mudah dalam mengatasi suhu yang turun pada tambak ialah dengan mengurangi air tambak hingga permukaan air mengalami pengurangan tinggi berkisar 5 sampai 8 cm. Saat melakukan proses tersebut, petambak sebaiknya memantau suhu dengan menggunakan termometer.
Suhu Meningkat
Apabila suhu air mengalami peningkatan, cara paling mudah untuk menurunkannya ialah dengan menambahkan air ke dalam tambak. Penambahan air dilakukan hingga permukaan air mengalami penambahan tinggi dari 5 sampai 8 cm.
Baca Juga: