Ikan nila termasuk ikan konsumsi yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Pada sistem budi daya ikan, tentu erat kaitannya dengan penyakit yang dapat kapan saja menyerang ikan yang dibudidayakan.
Sumber: ilmuhewan.com
Pada ikan nila, terdapat 2 tipe penyakit yang biasa menyerang, yaitu tipe infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan tipe non infeksi yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang kurang sehat. Pada tulisan ini, kami akan mengulas mengenai penyakit infeksi pada ikan nila.
Infeksi
Penyakit ikan nila yang disebabkan oleh infeksi suatu mikroorganisme dan memiliki sifat menular. Jika salah satu ikan terdeteksi mengalami infeksi suatu penyakit, sebaiknya pisahkan ikan tersebut sebelum menularkan penyakitnya ke ikan-ikan yang lain.
1. Trichodina sp
Mikroorganisme ini termasuk ke dalam tipe parasit bagi ikan air tawar maupun ikan laut. Trichodina sp biasanya akan menempel pada bagian luar ikan, seperti kulit, sirip dan insangnya.
Tanda ikan yang terinfeksi oleh mikroorganisme ini adalah terdapat luka fisik pada ikan. Untuk mencegah penyakit ini adalah dengan melakukan sanitasi kolam dan memasang filter air pada instalasi pengairan kolam.
Sedangkan untuk pengobatannya, dapat dilakukan dengan merendam ikan yang sakit ke dalam elbayou yang telah dilarutkan ke dalam air.
2. Saprolegniasis
Mikroorganisme ini biasanya menyerang telur, larva dan benih ikan nila. Saprolegniasis merupakan sejenis jamur yang juga menyerang bagian luar ikan. Penyakit ini ditandai dengan adanya benang halus berwarna putih atau putih kecokelatan.
Pengobatannya dapat dilakukan dengan cara merendam telur ikan yang terinfeksi ke dalam larutan methylene blue. Dosisnya adalah 2 gram per 35 liter air, pengobatan dapat dilakukan selama 3 hari.
3. Epistylis spp
Epistylis juga termasuk parasit yang menyerang ikan di bagian luarnya, seperti kulit, sirip dan insang. Ciri-ciri ikan yang terserang parasit ini adalah ikan bergerak lambat, pertumbuhannya terhambat dan terlihat engap-engap atau susah bernapas.
Penularan penyakit ini antar ikan dapat terjadi dari kontak langsung antar ikan. pencegahannya ialah dengan menghindari padat tebar tinggi pada kolam. Sedangkan untuk pengobatannya ialah dengan merendam ikan ke dalam larutan formalin sebanyak 200mg per liter selama 40 menit.
Baca Juga: