Penyaluran bibit kelapa sawit untuk petani di Kabupaten Batanghari, Jambi mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018 lalu.
Sedikitnya, sekitar 29.600 bibit kelapa sawit akan diberikan kepada petani pada tahun 2019. Sementara pada 2018 lalu, bibit kelapa sawit yang diberikan hanya sebanyak 24.000 batang.
“Jumlah tersebut jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berjumlah 24.000 bibit sawit”, kata Jumri selaku Kepala Bidang Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari.
Dia juga menjelaskan 29.600 bibit sawit mendapat subsidi dari pemerintah sebesar Rp 17.250 per batang. Untuk harga satu batang bibit kelapa sawit berkisar antara Rp 35.000 sampai Rp 40.000.
Jumri juga menjelaskan bahwa biaya transportasi yang digunakan untuk membawa bibit-bibit tersebut tidaklah disubsidi.
“Namun jika menggunakan jasa transportasi dan lainnya sudah menjadi urusan mereka. Namun, untuk subsidi tahun ini belum diketahui berapa potongannya karena masih menunggu adanya keputusan”, tambahnya.
Untuk mendapatkan bibit kelapa sawit subsidi, ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh petani. Salah satunya adalah harus memiliki lahan yang cukup luas.
“Bibit tersebut dapat disalurkan kepada kelompok tani maupun pribadi, asalkan mereka mengajukan permohonan terlebih dahulu dengan syarat KTP dan surat tanah dengan luas lahan sekitar 2 hektar”, ungkap Jumri.
Jumri menambahkan, semua bibit sedang dalam perawatan dengan usia 4 bulan dan sudah menggunakan polibag ukuran sedang. Untuk jenis bibitnya, Jumri mengatakan bahwa bibit tersebut merupakan bibit unggul hasil penelitian PPKS Medan.
“Namun, yang kerap menjadi permasalahan adalah banyaknya pengajuan untuk pasokan bibit yang masih kurang, terpaksa harus ditetapkan seleksi kelengkapan permohonan. Sehingga hanya petani yang memenuhi persyaratan saja yang kita berikan”, imbuhnya.
Hingga kini, pengajuan sudah ada. Untuk angkanya belum dilakukan rekap secara keseluruhan, namun banyak pengajuan berasal dari pengajuan petani tahun lalu.
“Pengajuan tahun lalu itu merupakan pengajuan dari mereka yang belum mendapatkan bibit. Kita akan hubungi lagi apakah mereka mau atau tidak dengan bibit tersebut”, tutupnya.
Baca Juga: