Kinerja sektor perikanan Indonesia tetap dalam keadaan stabil dan cemerlang terhadap perang dagang Tiongkok-Amerika Serikat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa ekspor perikanan Indonesia selama semester pertama di tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 12,88% atau 2,2 miliar dolar AS, setara dengan Rp 33,7 triliun dari 2 miliar dolar AS atau Rp 30 triliun pada tahun lalu di semester yang sama.
Sumber: indonesiaexpat.biz
Tercatat bahwa angka ini menjadi yang tertinggi selama lima tahun terakhir. Pencapaian ini juga turut berkontribusi terhadap surplus neraca perdagangan hasil perikanan yang meneruskan tren positif dari beberapa tahun sebelumnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti menyatakan bahwa capaian positif ini juga tak terlepas dari sejumlah kebijakan pemerintah.
Pemberantasan Illegal Unreported Unregulated Fishing seperti peralatan menangkap ikan yang dianggap tidak ramah lingkungan, penyetopan izin penangkapan ikan dari pihak asing, hingga penenggelaman kapal disebut telah berhasil mendongkrak produksi perikanan serta meningkatkan ekspor.
Dilihat secara volume, tercatat jumlah ekspor 480 produk perikanan pada semester 1 2018 meningkat sebanyak 7,2% menjadi 510,05 ribu ton dari sebelumnya yang hanya 475,74 ribu ton pada periode yang sama di tahun lalu.
Walaupun meningkat, ternyata angka ini bukanlah pencapaian tertinggi dalam lima tahun terakhir, karena pada semester 1 tahun 2014, volume ekspor Indonesia mencapai 603,81 ribu ton.
Hampir semua komoditas utama mengalami pertumbuhan yang positif. Seperti udang, volume ekspornya meningkat 14,13%, tuna meningkat 7,55%, rajungan-kepiting meningkat 2,67%, cumi-sotong-gurita meningat 29,61% dan rumput laut meningkat 13,02%.
Manfaatkan Perang Dagang
Menteri Susi menilai ekspor perikanan Indonesia saat ini sedang berapa pada posisi yang sangat baik. Ia juga menyebutkan bahwa perang dagang AS dan Tiongkok harusnya disambut dengan meningkatkan produktivitas dan ekspor perikanan Indonesia ke AS, karena di AS sudah berkurang pangsa pasar Tiongkok.
Ia juga mengimbau agar para pengusaha perikanan bisa secara optimal memanfaatkan momentum itu.
Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia dinilai dapat mengambil kesempatan untuk mengekspor hasil perikanannya ke AS.
Bali menjadi contoh daerah yang telah berhasil meningkatkan nilai ekspor barang pada Juli lalu. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor barang dari pulau tersebut mencapai 46 juta dolar dan meningkat sebesar 39,38% dibandingkan bulan sebelumnya.
Tingginya nilai ekspor dari bulan sebelumnya dipengaruhi oleh peningkatan nilai ekspor tujuan AS yang kebanyakan didominasi oleh komoditas ikan seperti tuna dan cakalang serta udang hingga 1,2 juta dolar AS.
Baca Juga: