Dimulai sejak beberapa tahun lalu pengembangan Busmetik telah melalui berbagai proses penyempurnaan. Saat ini, penggunaan Busmetik telah diadopsi oleh masyarakat di beberapa daerah pendampingan seperti Lampung, Pacitan, Serang, Pulau Sebatik, dan daerah lainnya.
Berbicara soal budidaya udang menggunakan cara maupun teknik yang efektif, efisien, dan menguntungkan secara finansial, permasalahan budidaya udang berwawasan lingkungan (ecoshrimp) merupakan hal penting yang harus diperhatikan.
Ecoshrimp sendiri adalah konsep pengembangan usaha budidaya udang dengan pendekatan ekologi, sedangkan Busmetik adalah akronim dari budidaya udang skala mini empang plastik sebagai teknologi yang digunakan. Dengan kata lain, Ecoshrimp-Busmetik adalah teknologi budidaya udang skala mini tambak plastik dengan pendekatan ekologi. Artinya, semua kegiatan budidaya dilakukan dengan pendekatan ekologi, yaitu dengan mengelola keseimbangan ekosistem lingkungan tambak.
Budidaya udang berwawasan lingkungan merupakan teknologi budidaya udang yang selalu mempertimbangan keberlanjutan sumberdaya alam atau lingkungan dan bermuara pada keberlanjutan usaha. Dengan demikian, semua kegiatan budidaya harus membentuk daur hidup (loop) yang tidak terputus sehingga tidak menghasilkan limbah (zero waste). Konsep ini juga sering dikenal sebagai pendekatan “Blue Economy”.
Melakukan budidaya udang dan ikan sama halnya dengan membudidayakan air. Artinya, kemampuan menjaga dan mememelihara air sebagai media hidup udang atau ikan akan menunjang keberhasilan dalam membesarkan udang atau ikan. Untuk itu, perairan sebagai sumber utama media pemeliharaan udang harus dijaga kualitasmya dengan tidak membuang langsung limbah budidaya ke dalamnya.
Busmetik merupakan salah satu teknologi budidaya udang yang telah dikembangkan oleh beberapa pakar berdasarkan prinsip-prinsip budidaya yang efektif, efisien, menguntungkan secara finansial, dan wawasan lingkungan. Adapun spesifikasi yang dikembangkan meliputi pemanfaatan lahan dengan luasan 600—1.000 meter persegi. Kawasan terdiri dari 1 tandon sedimentasi (20%), 1 tandon sterilisasi (20%), petak operasional (40%), dan konservasi mangrove (20%). Satu modul tambak dapat terdiri dari 4—5 unit petak tambak, salah satu di antaranya digunakan sebagai tandon sterilisasi. Tambak dilapisi bahan plastik HDPE (high density polyethelene) sebagai wadah budidaya.
Busmetik menggunakan sistem budidaya semi-tertutup dengan tingkatan budidaya mulai dari intensif sampai super-intensif. Teknologi ini tidak menggunakan senyawa kimia atau obat-obatan yang berbahaya dan antibiotik, tetap menjaga keseimbangan mikrobiologis dengan memanfaatkan aktifitas probiotik pada petakan selama pemeliharaan, serta menerapkan biosekuritas untuk menghindari masuknya predator dan vektor penyakit. Secara umum, Busmetik mengendepankan efisiensi dan efektivitas usaha atau kegiatan.
Demikianlah sekilas informasi mengenai pembudidayaan menggunakan metode ecoshrimp busmetik, yang dapat mendatangkan keuntungan secara maksimal dalam usaha pembudidayaan ikan maupun udang, semoga apa yang telah disampaikan dapat bermanfaat tentunya bagi semua yang bergelut dalam bidang usaha budidaya tambak.