top of page
Redaktur: Yos Mo

FAO Alokasikan Miliaran Rupiah untuk Gerakan Pakan Mandiri Perikanan di Indonesia


Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat kerjasama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) dalam mengembangkan program gerakan pakan mandiri nasional selaras dengan perkembangan budi daya perikanan di Indonesia.

Penguatan kerja sama antara KKP dan FAO dilakukan dalam acara VALIDATION WORKSHOP bertema “Preparation of Full TCP Project Supporting Local Feed Self-Sufficiency for Inland Aquaculture Development in Indonesia" yang digelar di Gedung Mina Bahari IV,Jakarta.

Gerakan Pakan Mandiri Perikanan

dokumentasi: djpb.kkp.go.id

Selama ini Indonesia terlalu bergantung kepada bahan baku pakan utama (tepung ikan) impor yang semakin langka dan semakin mahal. Ketersediaan bahan baku impor yang langka dan mahal, otomatis membuat harga pakan komersil menjadi mahal.

Pakan merupakan bagian penting dalam usaha budi daya perikanan karena merupakan bagian terbesar dari biaya produksi, mencapai hingga sekitar 70 persen dari keseluruhan beban biaya produksi.

Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI) termasuk dalam program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengurangi ketergantungan kepada pakan pabrikan. Membuat pakan ikan murah berkualitas menggunakan bahan baku lokal diharapkan dapat meningkatkan margin keuntungan pembudidaya.

Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengungkapkan, produksi perikanan budi daya nasional diproyeksikan mencapai 31,3 juta ton pada tahun 2019. Untuk memenuhi target produksi tersebut, dibutuhkan setidaknya 14 juta ton pakan ikan.

Slamet Soebjakto menambahkan, program GERPARI meningkatkan produksi pakan ikan mandiri, dari 16.800 ton pada tahun 2015 menjadi 62.100 ton pada tahun 2016.

Gerakan Pakan Mandiri Perikanan

Slamet Soebjakto (kiri), Weimin Miao (tengah) dalam acara VALIDATION WORKSHOP/ djpb.kkp.go.id

GERPARI turut berkontribusi terhadap penurunan volume impor bahan baku pakan ikan. Impor bahan baku pakan ikan menurun dari 303.932 ton pada tahun 2015 menjadi 221.564 ton pada tahun 2016.

Kepala Regional FAO Asia Pasifik, Weimin Miao memuji langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan karena memperhatikan isu penting strategis dalam mata rantai produksi budidaya perikanan terkait pakan.

Weimin Miao mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang memberikan perhatian terhadap kemandirian pakan ikan yang dilaksanakan masyarakat.

FAO bakal terus menjalin mitra kerjasama dengan Ditjen Perikanan Budidaya untuk melakukan monitor terhadap implementasi pengembangan pakan mandiri perikanan di Indonesia.

Dalam kerja sama ini FAO sepakat mengalokasikan bantuan senilai Rp 3,25 miliar untuk Gerakan Pakan Mandiri Perikanan di Indonesia.

Fokus kerja sama KKP dan FAO ada empat, yaitu :

  • Penyediaan informasi dasar terkait ketersediaan suplai bahan baku, kebutuhan nutrisi, jenis, dan formulasi pakan khususnya untuk pakan ikan patin di Indonesia.

  • Pemanfaatan varian bahan baku pakan ikan lokal yang potensial dimanfaatkan.

  • Perbaikan formulasi dan kualitas pakan ikan yang diproduksi kelompok GERPARI.

  • Optimalisasi strategi farm feed management

Pada tahap awal kerja sama KKP dan FAO, akan dilakukan percontohan pembuatan pakan mandiri dan percontohan penggunaan pakan mandiri disertai dengan cara pemberian pakan yang baik, yang melibatkan 30-40 orang pembudidaya dengan mekanisme cost sharing.

Program percontohan diharapkan akan menjadi model rujukan bagi pengelolaan pakan mandiri di berbagai daerah di Indonesia.

UPDATE INFORMASI TERKAIT PAKAN IKAN

jual choline chloride jagung

Hubungi Customer Sales Representative kami di

Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224

Up. Cherrie Gisela

0812 6083 0602

171 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page