Pembuatan bioetanol dari molase sedang dikembangkan di Indonesia sebagai sumber energi terbarukan biomassa. Bioetanol diproduksi dari hasil fermentasi gula yang diperoleh dari molase (tetes tebu). Untuk membuat 1 liter bioetanol memerlukan bahan baku 3 liter molase. Dari satu hektare kebun tebu dapat diproduksi sekitar 10 - 15 ton molase.
Molase merupakan produk sampingan dalam pembuatan gula yang mengandung kurang lebih 60 % sellulosa dan 35,5 % hemiselullosa. Kedua bahan polysakarida itu dihidrolisis menjadi gula sederhana yang selanjutnya difermentasi menjadi etanol.
Permintaan bioetanol sebagai sumber bahan bakar alternatif terus meningkat setiap tahun, karena semakin berkurangnya sumber bahan bakar fosil.
Produksi etanol berbasis biomassa mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun belakangan. Berbagai inovasi diciptakan sebagai sarana pemanfaatan bioetanol.
Latar belakang berbagai inovasi dalam pemanfaatan bioetanol dipicu dengan adanya Peraturan Pemerintah No 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, yang mengatur bahwa pada tahun 2025 peran Energi Baru dan Energi Terbarukan paling sedikit 23%, dan pada tahun 2050 paling sedikit 31%, sepanjang keekonomiannya terpenuhi.
Pemanfaatan sumber energi terbarukan dari jenis bahan bakar nabati diarahkan untuk menggantikan bahan bakar minyak terutama untuk transportasi dan industri, dengan tetap menjaga ketahanan pangan.
Bioetanol dapat diproduksi dalam skala industri rumah tangga. Produsen bioetanol dianggap sebagai industri skala rumah tangga apabila memproduksi maksimal 10.000 liter (10 kl) per hari. Sedangkan produsen bioetanol skala menengah memproduksi maksimal 100 kl per hari.
INFORMASI TERKAIT MOLASE
Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224
Up.Christy Saulina
Telp: 085277758269