Penyakit udang jadi momok meresahkan bagi pembudidaya, karena menyebabkan penurunan produksi yang buat kerugian besar. Bahkan sering tingkat kematian hingga 100% pada udang di dalam tambak.
Diperlukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi kualitas lingkungan dan kesehatan udang, untuk meminimalisasi udang terinfeksi penyakit.
Berikut ini 5 penyakit udang yang paling merepotkan dalam beberapa waktu belakangan di kalangan petambak Indonesia.
Penyakit Kotoran Putih/ White Feces Disease (WFD) Udang
Serangan penyakit kotoran putih udang berdampak buruk dan dapat mengakibatkan kematian massal. Penyakit kotoran putih yang menyerang udang tersebut diakibatkan air laut yang kotor.
White Feces Disease biasanya muncul dalam jangka dua bulan saat budidaya udang dilakukan. Udang jenis Vannamei dan Monodon paling sering didapati terjangkit penyakit kotoran putih. Penyebabnya adalah jenis parasit mirip cacing namun tidak memiliki organ seluler.
Jika udang terjangkit WFD, maka kotoran udang berwarna putih akan mengambang di kolam atau tambak.Ketika isi usus udang diperiksa, akan ditemukan massa tubuh berbentuk ulat.
Penyakit Bintik Putih/ White Spot Syndrome (WSS) Udang
White Spot Syndrom yang juga akrab dikenal sebagai penyakit inc akan membunuh udang secara perlahan. Udang akan mati dengan sendirinya karena berkurang nafsu makannya.
Udang yang terjangkit penyakit bintik putih, pada proses awalnya organ yang terkena penyakit adalah lambung, insang, kutikula epidermis, dan jaringan ikat hepatopankreas.
Setelah udang terjangkit penyakit berat akan muncul bintik-bintik putih berdiameter 0,5-2 mm pada lapisan dalam eksoskeleton dan epidermis, menyebabkan udang tidak mau makan, berdampak kematian massal di tambak.
Apabila penyakit bintik putih menyerang udang yang diternakkan, pilihan terbaik adalah segera memanen udang. Jika pemanenan tidak dilakukan cepat, semua udang di kolam dapat mati dalam hitungan hari.
Penyakit Myo/ Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) Udang
Penyebab udang terjangkit penyakit Myo akibat menurunnya kualitas air atau tidak stabilnya kualitas air media budidaya, terutama fluktuasi suhu. Sisa pakan yang menumpuk didasar tambak akan berubah menjadi amonia, sehingga sangat berpotensi menjadi racun yang mematikan hewan udang.
Gejala klinis udang yang terserang IMNV biasanya terjadi nekrosis atau kerusakan jaringan otot pada tubuh udang dengan ciri warna putih pada otot yang terserang.
Jika terkena myo, udang tampak pucat, kemudian memerah di bagian ruas bawah sampai ekor.
Penyakit Early Mortality Syndrome (EMS)
Penyakit EMS ini jadi momok bagi pembudidaya karena bisa menyebabkan kematian hingga 100% pada udang yang berusia 20-30 hari.
Ciri udang yang terserang EMS adalah udang terlihat lemah tidak mau bergerak, nafsu makan, ukuran tubuh tidak proporsional (kepala lebih besar dari badan), warna tubuh sama dengan warna air.
Penyakit Kepala Kuning/ Yellow Head Disease Udang
Udang di dalam tambak yang sudah terinfeksi penyakit kepala kuning jika tidak segera ditangani dan dipanen, akan menyebabkan tingkat kematian 100% secara bertahap dalam waktu 3 hingga 5 hari buat udang yang berumur 50-60 hari.
Udang yang terjangkit penyakit ini tiba-tiba nafsu makannya terlihat menurun drastis, sehingga mengakibatkan perut udang terlihat kosong dan warna tubuhnya pucat. Jika diperhatikan, terlihat warna kekuningan pada bagian kepala termasuk hepatopankreasnya..
Hubungi Customer Sales Representative kami di
Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224
Up.Bima Apriandi Telp: 0821 6844 3388