Amonia adalah racun bagi ikan jika dibiarkan menumpuk dalam sistem produksi. Ketika amonia terakumulasi dalam tubuh, ikan tidak dapat mengekstrak energi dari pakan. Jika konsentrasi ammonia cukup tinggi ikan menjadi lesu, kemudian meninggal. Di dalam kolam atau tambak yang dikelola baik, amonia jarang terakumulasi dan bersifat mematikan. Namun, amonia dapat berada pada kadar yang disebut sub lethal, dan menyebabkan pertumbuhan ikan berkurang, konversi pakan buruk dan resistensi terhadap penyakit.
Amonia dalam air adalah yang bentuk kimianya adalah NH3 atau ion amonium Nh4+. Proporsi relatif dari dua bentuk zat ini di dalam air terutama dipengaruhi oleh pH. Amonia yang tidak terionisasi adalah bentuk beracun dan kadarnya meningkat seiring dengan peningkatan pH. Sementara itu amonium relatif tidak beracun dan mendominasi ketika pH rendah. Secara umum, kurang dari 10 persen amonia berada dalam bentuk beracun bila kadar pH kura dari 8,0.
Di dalam kolam atau tambak, pH berfluktuasi dengan fotosintesis (yang dapat meningkatkan pH) dan respirasi (dapat mengurangi pH). Oleh karena itu amonia yang bersifat racun dapat mendominasi selama sore hari dan menjelang malam. Sementara amonium mendominasi sebelum matahari pagi terbit. Selain itu, keseimbangan NH3 dan NH4+ juga dipengaruhi oleh suhu. Pada beberapa tingkat pH, amonia beracun bisa hadir pada saat kondisi air hangat daripada air dingin.
Dengan aerasi, penambahan oksigen terlarut dapat menyingkirkan amonia di dalam kolam atau tambak. http://sahabatalaqsha.com/
Sumber utama amonia di dalam kolam atau tambak adalah ekskresi ikan. Ikan mengeluarkan amonia secara langsung berkaitan dengan kuantitas dan kualitas protein di dalam pakan. Amonia di dalam kolam atau tambak juga berasal dari difusi dan sedimen. Bahan organik yang diproduksi oleh alga kemudian masuk ke kolam. Padatan feses hasil ekskresi ikan dan bagan organik tadi, plus ganggang yang mati, akan membusuk. Dekomposisi bahan organik ini menghasilkan amonia, yang berdifusi dari sedimen ke kolom air.
Dipengaruhi Cuaca
Umumnya diasumsikan bahwa kadar amonia tidak menjadi masalah di musim dingin karena jadwal pemberian pakan yang sedikit. Sebab biasanya ikan diberi makan hanya pada hari-hari terpanas pada musim dingin, ketika suhu air lebih tinggi dari 50 derajat Fahrenheit. Namun, konsentrasi amonia cenderung lebih besar selama musim dingin (2,5-4 mg/L) dibandingkan selama musim panas (kurang dari 0,5 mg/L).
Konsentrasi amonia yang relatif rendah selama musim panas dapat dikaitkan dengan fotosintesis intens oleh ganggang, yang menghilangkan amonia. Selama musim dingin, ganggang mengambil sedikit ammonia tetapi pasokan amonia terus ada, terutama dari dekomposisi bahan organik yang terakumulasi di kolam sedimen selama musim tanam. Secara umum, besarnya dan durasi konsentrasi amonia yang tinggi selama musim gugur dan musim dingin dapat berhubungan dengan jumlah total pakan ditambahkan ke kolam selama musim tanam sebelumnya.
Selama 30 hari, kriteria kronis untuk amonia (nitrogen) di musim dingin berkisar dari sekitar 1,5 sampai 3,0 mg/L, tergantung pada pH. konsentrasi amonia selama musim dingin biasanya melebihi kriteria ini. Hal ini dapat menyebabkan stres pada ikan dan menurunkan sistem kekebalan tubuh ikan karena suhu rendah. Jadi, upaya apa yang dapat dilakukan petambak untuk mengendalikan kadar amonia di dalam tambak? Berikut delapan cara mengendalikan kadar amonia dalam kolam atau tambak:
Mengurangi kuantitas pakan : Seperti disebutkan di atas, amonia disekresikan oleh ikan melalui insang ke dalam kolam. Amonia ini berasal dari metabolisme protein yang ada di pakan. Cara sederhana untuk mengendalikan kadar amonia, adalah membatasi pemberian pakan. Khususnya pada musim panas. Jumlah pakan maksimal yang diberikan adalah 100-125 pon per acre.
Meningkatkan aerasi : Amonia adalah adalah gas terlarut, sehingga dengan aerasi, penambahan oksigen terlarut dapat menyingkirkan amonia. Aerasi dapat mempercepat difusi gas amonia dari air kolam ke udara. Namun, jangan sampai aerator yang dipilih kapasitasnya terlalu kecil sehingga tidak efektif untuk mengurangi konsentrasi amonia. Volume gelembung udara yang dihasilkan dari aerator yang kecil bisa jadi tidak sebanding dengan total volume amonia pada kolam. Oleh karena itu dibutuhkan aerasi yang intensif agar dapat benar-benar menurunkan konsentrasi amonia.
Pengapuran kolam : Pengapuran kolam dapat menurunkan pH ekstrem terutama pada saat sore hari ketika fraksi total amonia dalam bentuk beracun kadarnya tinggi. Namun, teknik ini hanya efektif diterapkan pada kolam dengan alkalinitas rendah. Kebanyakan kolam ikan memiliki alkalinitas yang cukup. Meningkatkan alkalinitas di atas 20 mg/L dengan CaCO3 tidak akan memberikan manfaat tambahan. Selain itu, pengapuran tidak mengatasi akar penyebab konsentrasi amonia yang tinggi. Dengan kata lain, pengapuran hanya menggeser distribusi amonia dari formula yang racun ke bentuk non-toksik. Caranya dengan menurunkan kadar pH pada sore hari.
Pemupukan dengan fosfor : Sebagian besar ammonia diekskresikan oleh ikan diambil oleh ganggang, sehingga apa pun yang meningkatkan pertumbuhan alga akan meningkatkan penyerapan amonia. Fakta ini merupakan dasar untuk ide pemupukan kolam dengan pupuk fosfor untuk mengurangi kadar amonia. Konsentrasi amonia tertinggi di kolam ikan terjadi setelah adanya peledakan jumlah ganggang (algae bloom). Pemupukan, terutama dengan fosfor, dapat menurunkan peledakan jumlah ganggang.
Meningkatkan kedalaman kolam : Kolam yang lebih dalam jelas mengandung lebih banyak air daripada kolam yang lebih dangkal. Oleh karena itu, terkait jumlah pakan yang diberikan, kolam yang lebih dalam tentunya memiliki konsentrasi amonia yang lebih rendah karena ada lebih banyak air untuk mengencerkan amonia yang telah diekskresikan oleh ikan.
Tambahkan bakteri : Bakteri akuatik secara umum merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan amonia yang konstan dalam ekosistem tambak. Beberapa orang percaya bahwa amonia terakumulasi di kolam karena ketidakcukupan bakteri yang hadir. Jika ini benar, menambahkan bakteri dengan formulasi terkonsentrasi i akan mengatasi masalah tersebut.
Tambahkan Sumber Karbon Organik : Jika konsentrasi oksigen terlarut memadai, menambahkan sumber karbon organik, seperti jerami cincang, untuk kolam ikan yang intensif dapat mengurangi konsentrasi amonia.
Tambahkan Bahan Penukar Ion : Penggunaan bahan ion alami seperti zeolit, dapat menyerap amonia dari dalam air. Ini adalah praktis untuk digunakan dalam akuarium atau kolam skala kecil lainnya tetapi tidak praktis untuk kolam dengan volume ikan yang besar. (*)
Baca Juga:
Hubungi Customer Sales Representative kami di
Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 6065 5496 Up. Teguh Raharjo