top of page
Redaktur: Maulina Siregar

Tambak Udang di Jawa Timur dan Pantai Utara Terserang Penyakit Kotoran Putih


Mayoritas tambak udang di kawasan Jawa Timur dan Pantai Utara terserang penyakit kotoran putih (white feces syndrome). Kondisi ini membuat pengusaha harus siap-siap merugi saat panen akhir tahun. Penyakit kotoran putih yang menyerang udang tersebut diakibatkan air laut yang kotor. Selain itu petambak harus merogoh kocek lebih untuk biaya pakan, yang bisa membengkak dua sampai tiga kali lipat.

Iwan Sutanto selaku Ketua Umum Shrimp Club Indonesia memaparkan, hitungan standar untuk biaya pakan udang adalah Rp 25.000 per kilogram. Tapi saat ini justru naik hingga dua kali lipat lebih, yakni Rp 45.000 per kilogram. Dengan demikian, petambak hanya mendapat keuntungan tipis. Tetapi Iwan tidak menerangkan detail angka keuntungan yang diperoleh.

Udang jenis Vannamei dan Monodon yang paling sering didapati terserang white feces syndrome. Foto : bioaqua.vn

Walaupun kondisi panen akhir tahun akan menurun, Iwan tetap optimistis produksi udang tidak sampai anjlok. “Meskipun ada serangan penyakit tapi produksi tetap stabil. Ini karena petambak dan pembudidaya baru terus bertambah,” ujar Iwan seperti dikutip dari Kontan, Kamis (29/9/2016).

Di sisi lain, Thomas Darmawan selaku Kepala Bidang Perikanan KADIN menyebutkan curah hujan yang tinggi belakangan ini mempengaruhi perubahan suhu pada tambak. Dan, pada akhirnya mempengaruhi perkembangan udang. Thomas memprediksi produksi udang pada tahun ini hanya tembus 600.000 ton.

Penyakit kotoran putih (white feces syndrome) biasanya muncul dalam jangka dua bulan saat budidaya udang dilakukan. Udang jenis Vannamei dan Monodon yang paling sering didapati mengalami white feces syndrome. Penyebabnya adalah jenis parasit mirip cacing namun tidak memiliki organ seluler. Udang yang mengalami penyakit kotoran putih tentu akan terhambat pertumbuhannya.

Adapun tanda-tanda penyakit kotoran putih ini adalah:

  • Kotoran udang akan mengambang di kolam atau tambak, berwarna putih atau terkadang akan kekuningan.

  • Ketika isi usus udang atau string tinja diperiksa, maka akan ditemukan massa tubuh berbentuk ulat.

  • Bila sudah parah, biasanya kelangsungan hidup udang pada kolam atau tambak hanya 20-30 persen dibandingkan kolam normal.

  • Terjadi penurunan konsumsi pakan, yang berdampak pada menurunnya tingkat pertumbuhan. (*)

Hubungi Customer Sales Representative kami di

Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 6083 0602 Up. Cherrie Gisela

490 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page