Hasil budidaya bidang perikanan dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat khususnya jenis udang. Apalagi spesies udang Penaeid yang telah menjadi komoditi ekspor yang tinggi khususnya di kawasan Asia. Namun, keberadaan mikroba patoger menyebabkan kematian udang yang tinggi. Penggunaan pakan yang berlebih dan kotoran yang terakumulasi menyebabkan bakteri pengurai bahan organik tersedimentasi dan hasil akhirnya berdampak pada kelebihan senyawa beracun seperti Ammonia yang dapat mencemari lingkungan.
Sebuah penelitian terbatas yang fokus pada budidaya, pertumbuhan dan manajemn penyakit menunjukkan bahwa sebenarnya keberadaan mikroba perlu dan menguntungkan. Memang, pada awal perkembangan budidaya udang, penggunaan antibiotik ditujukan untuk membunuh mikroba patogen sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan udang pada budidaya intensif dan semi-intensif .
Hasil budidaya udang oleh kelompok nelayan di Aceh. Foto: WWF
Sayangnya, di sisi lain, kelebihan penggunaan antibiotik telah menciptakan masalah penumpukan resido dalam jaringan tubuh udang. Dampak lainnya, pemberian antibiotik mempengaruhi ketahanan spesies udang yang dibudidayakan sehingga tak jarang mendapat penolakan ketika akan diekspor. Jadi, meskipun mikroba menimbulkan beberapa hal-hal yang tidak diinginkan dalam akuakultur, mikroba bermanfaat dalam budidaya udang.
Melalui pakan atau air, mikroba mencegah tambak mengalami eurotrofikasi (meledaknya jumlah tumbuhan dengan sangat cepat dibandingkan pertumbuhan yang normal). Terpenting, adalah mengontrol mikroba dalam kondisi ecofriendly, tanpa penggunaan antibiotik berlebihan, sembari mengontrol kualitas air, justru mikroba memberi manfaat bagi lingkungan tambak.
Para petambak udang harus belajar dari kondisi India. Para petambak di sana menggunakan antibiotik yang ada di pasaran untuk membasmi mikroba. Meskipun budidayanya berkembang pesat, produksi justru terhambat karena munculnya masalah polusi lingkungan. Hal ini terjadi karena praktik manajemen budidaya yang buruk, yang disebabkan oleh akumulasi antibiotik baik di dalam tubuh udang maupun lingkungan. Terutama kandungan ammonia dalam air kolam dan sedimen yang disebabkan oleh kelebihan pakan, kotoran dan ganggang mati. Udang pun terkena gas beracun seperti NH3, NO2 dan H2S. (*)
Hubungi Customer Sales Representative kami di
Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 0812 6083 0602 Up. Cherrie Gisela