Para peneliti di Norwegia berhasil menemukan sebuah metode yang dapat dipraktikan untuk mengukur kadar stres pada ikan salmon. Seperti diketahui, ikan salmon lebih rentan terhadap penyakit saat berada dalam kondisi stres. Terutama rentan terhadap penyakit pankreas (pancreas disease) yang akhir-akhir ini menjadi penyakit paling serius di industri budidaya ikan salmon. Dan, yang menjadi dilema bahwa penyakit pankreas pada ikan salmon tak dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Walaupun penggunaan vaksin untuk penyakit ini telah disetujui. Sayangnya, vaksinasi tersebut hanya memiliki efektivitas yang terbatas.
Virus pancreas disease (PD) secara alami berada di lingkungan laut dan di dalam tubuh ikan salmon itu sendiri, meskipun ikan tak menunjukkan tanda-tanda sakit. Tetapi ketika faktor lingkungan berubah seperti adanya kenaikan suhu dan polusi, bisa membuat ikan mengalami stres dari waktu ke waktu. Sistem kekebalan tubuh ikan salmon semakin melemah. Akhirnya, penyakit tanpa ikan tentu sakit. Tapi ketika faktor-seperti lingkungan sebagai kenaikan suhu, dan polusi membuat membuat stres dari waktu ke waktu, sistem kekebalan tubuh melemah dan akhirnya penyakit pankreas menguasai salmon.
"Sebenarnya sulit bagi kami untuk benar-benar menafsirkan bagaimana ikan-ikan salmon mengalami hal ini. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menemukan indikator apa yang membuat ikan salmon yang dibudidayakan mengalami stres. Kami telah mengembangkan sebuah alat untuk menguji dan menghitung stres pada ikan salmon, "kata ahli biologi laut. Prof Anne Stene, Rabu (10/8/2016). Prof Anne Stenne memimpin sebuah kelompok riset di NTNU di Alesund yang mempelajari kesehatan ikan, penyakit, penyebaran virus dan kutu laut dalam budidaya ikan.
Ikan salmon yang rentan terhadap virus penyakit pankreas (pancreas disease).
Metode yang telah dikembangkan para peneliti ini untuk mengukur stres pada ikan salmon dengan cara ampuh dan sederhana. Yakni dengan cara mengidentifikasi hormon stres kortisol dalam darah ikan. Namun, yang menjadi tantangan adalah, kortisol dilepaskan ke dalam aliran darah begitu cepat saat stres sehingga pengukuran tingkat kortisol terkadang kurang akurat. Kortisol juga disekresikan dalam bentuk kotoran ikan, dan tingkat stres dari sampel yang diambil hanya mempengaruhi kada kortisol minimal.
Percobaan telah menunjukkan bahwa penerapan metode pengukuran kortisol memberikan gambaran konsisten dari tingkat stres yang dialami ikan salmon. “Berhasil mengetahui apa yang membuat stres ikan salmon diharapkan dapat menjadi bekal untuk meningkatkan efektivitas budidaya dan manajemen,”ujar Prof Anne Stene.
Para peneliti ini juga terus bekerja untuk mengidentifikasi dan memahami bagaimana ikan terinfeksi dan bagaimana ikan kemudian bisa sakit sakit. Mereka juga mencari pola penyebaran virus dan parasit, serta pertukaran virus antara salmon yang diternakkan dan salmon yang berada di alam. (*)
Hubungi Customer Sales Representative kami di Indah Sari Windu Medan: Jl. Sutomo No. 560, Medan, Sumatera Utara, 20231, Indonesia Surabaya: Pergudangan Tanrise Westgate Diamond, Blok B-16, Wedi, Gedangan, Sidoarjo 61254, Indonesia Telp: 061 4571 224 - 08126 0830 602
Up: Cherrie Gisela